INDEF sebut utang pemerintah terus naik tapi penerimaan pajak cenderung turun
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economy and Financial (INDEF) Enny Sri Hartati, menilai tambahan utang luar negeri tidak terlalu berhasil mendorong produktivitas nasional. Hal tersebut tercermin turunnya penerimaan negara, terutama dari sektor perpajakan.
Bank Indonesia mencatat, utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2017 mencapai USD 341,5 miliar atau tumbuh sebesar 4,8 persen secara year on year (yoy). Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan ULN didorong oleh peningkatan ULN sektor swasta dan sektor publik.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economy and Financial (INDEF) Enny Sri Hartati, menilai tambahan utang luar negeri tidak terlalu berhasil mendorong produktivitas nasional. Hal tersebut tercermin turunnya penerimaan negara, terutama dari sektor perpajakan.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Kapan pajak anjing diterapkan di Indonesia? Aturan pajak untuk anjing pernah diterapkan di Indonesia, saat masa kolonialisme Belanda.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
"Yang jelas ketika Pemerintah ambil utang dan kalau utang itu efektif mendorong produktivitas nasional pasti penerimaan akan naik. Kenapa utangnya ditambah penerimaannya turun, artinya utang itu tidak produktif," ungkapnya kepada Merdeka.com, di Jakarta, Sabtu (16/12).
Peningkatan utang harus didukung dengan naiknya produktivitas nasional yang berdampak pada naiknya penerimaan negara. Jika utang ditambah sementara penerimaan negara menurun, maka potensi naiknya risiko fiskal akan sangat tinggi.
"Pemerintah meningkatkan utang tapi tax ratio penerimaan pajak dari pemerintah terus turun. Itu kan kayak kita berhutang tapi berpotensi tidak mampu bayar. Tidak bisa refinancing. Itu yang dalam ekonomi kita sebut memiliki risiko fiskal yang tinggi," jelas Enny.
oleh karena itu, Pemerintah harus betul-betul menjaga ratio keamanan utang terhadap perekonomian nasional. "Harus diperhatikan ratio keamanan utang terhadap perekonomian. Itu kan tak hanya diukur dari ratio terhadap GDP atau ratio terhadap ekspor," katanya.
"Ini yang sering diabaikan. Seolah-olah sebelum utang mencapai 60 persen terhadap GDP, itu menjadi aman," sambungnya.
Proyek-proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan secara masif pun masih belum memberikan sumbangan positif pada naiknya produktivitas. "Ini Infrastruktur dibangun tapi baik rumah tangga maupun industri mengalami kenaikan TDL yang terus menerus. Jadi mau bagaimana mau produktif," sambungnya.
Enny menambahkan proyek-proyek pembangunan yang sedang digalakkan Pemerintah, harus dipertajam lagi sehingga dapat mendorong produktivitas. "Memang infrastruktur, tapi infrastruktur yang mendorong confidence dunia usaha untuk berinvestasi. Yang menyebabkan peningkatan produktivitas dan daya saing nasional. Infrastruktur untuk kawasan industri, Infrastruktur untuk tersedianya energi yang murah," tandasnya.
Baca juga:
Oktober 2017, utang luar negeri Indonesia capai USD 341,5 miliar
OJK nilai utang RI masih bisa ditolerir
Bank Dunia beri pinjaman Rp 4 T tingkatkan reformasi keuangan RI
Dapat utang Rp 2,2 triliun dari China, Tol Cileunyi-Rancakalong beroperasi 2019
Utang Indonesia terus naik, apa dampak ke masyarakat?
Singapura pemberi utang terbesar ke RI, nilainya tembus Rp 707 triliun
Terus naik, utang luar negeri Indonesia tembus Rp 4.636 triliun di September 2017