Indeks talenta bisnis global 2017: Indonesia peringkat 90
Singapura menjadi satu-satunya perwakilan Asia di sepuluh besar.
Indonesia dinilai mengalami stagnansi dalam menghasilkan wirausahawan di Tanah Air. Ini didasarkan pada Global Talent Competitiveness Index tahun ini yang menempatkan Indonesia di peringkat 90. Tak beda dengan posisi 2016.
Indeksasi untuk mengukur kemampuan 118 negara berkompetisi menghasilkan talenta bisnis terbaik tersebut diluncurkan setiap tahun oleh Institut Européen d'Administration des Affaires (INSEAD). Sekolah bisnis ternama di Prancis itu bekerja sama dengan berbagai pihak, diantaranya, aliansi berbagai agensi pemerintah Singapura.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Siapa saja yang dianggap sebagai wirausahawan sejati? Wirausahawan sejati menghasilkan uang dari modal orang lain, sedangkan wirausahawan biasa mendapatkan uang dari modal sendiri.
-
Bagaimana badan usaha di Indonesia mendapatkan status, hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya? Bentuk hukum ini menentukan status, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dari badan usaha tersebut.
-
Kenapa Hari Koperasi Indonesia diperingati? Tujuan peringatan ini guna mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk senantiasa menghidupkan koperasi sebagai jalan demi mewujudkan kesejahteraan bersama.
-
Apa yang menjadi bisnis utama Haji Ismail di Indonesia? Seorang pria asal Mali, Afrika, rela jauh-jauh datang ke Indonesia untuk membuka sebuah usaha. Usaha yang dibuatnya adalah sate domba yang sangat khas dan hanya ada di Afrika.
-
Kapan Ririn Ekawati merayakan bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
Pemeringkatan didasarkan pada kemampuan setiap negara menarik, menumbuhkan, dan memelihara bibit-bibit pebisnis. Kemudian, kemampuan teknis dan pengetahuan para wirausahawan potensial (talent pools) di setiap negara.
Bersandarkan itu, Swiss menjadi pemuncak, melanjutkan tradisi telah dirajut tahun sebelumnya. Begitupun Singapura yang menjadi runner-up.
Hebatnya, negeri jiran tersebut menjadi satu-satunya perwakilan Asia di sepuluh besar. Menyelinap diantara negara-negara Eropa yang mendominasi.
"Singapura selalu menjalankan ekonomi terbuka yang memanfaatkan keberagaman," kata Paul Evans, Profesor Emeritus cum Co-Editor Global Talent Competitiveness Index 2017, seperti diberitakan Nikkei, kemarin.
Dia menyebut sejumlah faktor pemicu keberhasilan Singapura. Diantaranya, perubahan sistem pendidikan yang memfokuskan pada teknologi, kualita hidup tinggi, dan ketersediaan sekolah anak bermutu.
Dua faktor terakhir dinilai mampu menarik bos korporasi multinasional ekspansi ke Negeri Merlion.
Indeksasi juga menempatkan United Kingdom di peringkat tiga, naik empat level dari tahun lalu. Disusul Amerika Serikat dan Swedia.
Adapun lima posisi selanjutnya ditempati Australia, Luksemburg, Denmark, Finlandia, dan Norwegia.
(mdk/yud)