Indonesia akan ekspor LNG ke Bangladesh
LNG dinilai lebih dalam beberapa kasus dan jauh lebih ramah lingkungan. Bangladesh mencari harga kompetitif dari Indonesia.
Pemerintah Indonesia dan Bangladesh menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) terkait kerja sama ekspor gas alam cair (LNG). MoU ditandantangani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan dan Menteri Ketenagalistrikan, Energi dan Sumber Daya Mineral Bangladesh, Nasrul Hamid.
Acara penandatanganan ini dihadiri langsung Chairman of Petrobangla Abul Mansur Md Faizullah dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik.
-
Kapan Lembaga Eijkman diresmikan? Wacana tersebut akhirnya terealisasi pada tahun 1992 dan laboratorium mulai beroperasi setahun setelahnya lalu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Mengapa Istighosah penting? Manfaat dari istighosah adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, mempererat hubungan antara hamba dan Rabbnya.
-
Kapan Menara Siger diresmikan? Bangunan ini telah diresmikan pada tahun 2008 oleh Gubernur Lampung saat itu, Sjachroedin Z.P.
-
Siapa yang menolak mentah-mentah Kaesang menjadi Gubernur Jakarta? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
"Ini merupakan salah satu kerja sama pertama antara Pertamina dan badan usaha negara lain untuk pengadaan LNG," kata Jonan, di kantornya, Jumat (15/9).
Nantinya, Pertamina akan memasok LNG ke perusahaan migas plat merah Bangladesh, yaitu PetroBangla.
Jonan berharap, kerja sama ini bisa mempererat hubungan antar kedua negara. "Jika ada yang bisa kita bantu atau saya bantu untuk mewujudkan MoU ini secepat mungkin, tolong beritahu saya. Anda memiliki alamat email saya di kartu nama saya. Ini juga merupakan pembukaan mata untuk hubungan yang lebih besar dan lebih dekat di sektor bisnis untuk Bangladesh dan Indonesia," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nasrul Hamud mengungkapkan alasan negaranya membutuhkan LNG dari Indonesia. Diperkirakan kapasitas listrik yang di dibutuhkan Bangladesh pada 2021 adalah 24.000 Megawatt (MW) dan meningkat hingga 40.000 pada 2031 mendatang.
Baru-baru ini, Bangladesh merevisi masterplan sektor tenaga listriknya dan beralih ke LNG untuk menyalakan pembangkit listriknya. Ekspor LNG ditargetkan tahun depan. Tahap pertama pada bulan April dan tahap kedua pada bulan Oktober.
"LNG semurah batu bara dalam beberapa kasus dan jauh lebih ramah lingkungan. Yang kami cari adalah harga yang kompetitif. Pertamina sangat menyambut baik pengembangan pembangkit listrik tenaga gas. Bangladesh akan kelaparan akan energi dari hari ke hari. Pada pertengahan 2018, saat LNG mengalir, kita akan bahagia," ungkapnya.
Baca juga:
Banyak masyarakat bawah naik kelas, permintaan minyak dunia diprediksi terus meroket
Masih gunakan energi primer, emisi CO2 Indonesia meningkat dua kali lipat
BP catat minyak tetap jadi bahan bakar dominan di Indonesia
Menko Luhut bantah impor gas Singapura: Kami tidak bodoh, tidak ingin melacurkan diri
Bank Dunia: Harga minyak dunia tak akan sentuh USD 60 per barel hingga 2019