Indonesia Bisa Ketiban Apes Jika Iran-Israel Perang
Konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
- Prabowo Bicara Konflik Dunia: Diduga Iran Sudah Uji Coba Nuklir untuk Lawan Israel
- Ternyata Ini Dampak Konflik Iran-Israel buat Indonesia
- Konflik Iran Vs Israel Picu Ekonomi Indonesia Merosot di Bawah 5 Persen, Begini Penjelasannya
- Iran Vs Israel Picu Perang Dunia Ketiga, Bagaimana Sikap Harus Diambil Indonesia?
Indonesia Bisa Ketiban Apes Jika Iran-Israel Perang
Indonesia Bisa Ketiban Apes Jika Iran-Israel Perang
Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra memprediksi tren penurunan nilai tukar mata uang Rupiah terus berlanjut.
Menyusul, serangan balasan rudal Iran ke Israel yang berpotensi meningkatkan ketegangan di wilayah Timur Tengah.
Bahkan, Rupiah bisa melemah di atas Rp16.100 per USD Amerika Serikat (AS) jika konflik antara Iran dan Israel terus berlanjut.
Merujuk data real time Google Finance, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.096 per USD AS pada penutupan perdagangan Jumat (12/4).
"Serangan Iran ke Israel tentunya memicu ketegangan baru di Timur Tengah. Besok Rupiah bisa mengalami tekanan lagi terhadap USD, mungkin bisa bergerak di atas Rp16.100," kata Ariston saat dihubungi merdeka.com, Senin (15/4).
Ariston menyampaikan konflik antara Iran dan Israel mendorong pelaku pasar mengalihkan sebagian asetnya ke aset aman seperti mata uang dolar AS dan aset emas.
Alhasil, nilai tukar dolar AS dan harga emas diperkirakan akan bertahan menguat seiring memanasnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Saat ini, pelaku pasar akan terus memantau situasi konflik di Timur Tengah.
Di sisi lain, negara-negara sekutu Israel maupun Iran tidak ada yang menginginkan terjadinya perang baru.
Mereka berusaha meredam ketegangan dan meminta Israel untuk tidak membalas.
"Tapi mengingat reaksi Israel yang selalu membalas, ketegangan di Timur Tengah tidak akan surut dengan cepat. Ini akan mendorong pelaku pasar selalu menyiapkan satu kaki di aset aman,"
ujar Ariston.
merdeka.com
Sebelumnya, Iran pada Sabtu (13/4) malam meluncurkan serangan balasan ke arah Israel.
Demikian diumumkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Menurut IDF, Iran meluncurkan rudal balasan dari dalam wilayahnya menuju Israel.
Para pejabat Israel menuturkan kepada CBS News bahwa dibutuhkan waktu berjam-jam sebelum rudal Iran tersebut mencapai wilayah udara Israel.
Peringatan mulai terdengar di seluruh Israel sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Alarm berbunyi di Israel Selatan, di tepi Laut Mati, di Yerusalem, dan wilayah Shomron.
Serangan balasan Iran terjadi sebagai respons atas serangan Israel pada 1 April terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan 7 anggota Garda Revolusi Islam (IRGC).
IRGC mengakui serangan itu, dan mengatakan Iran telah meluncurkan serangan hukuman terhadap wilayah pendudukan.
"Operasi ini melibatkan penggunaan rudal dan drone," kata IRGC.