Indonesia Catatkan Surplus Neraca Perdagangan 51 Bulan Berturut-turut
Neraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Juli 2024. Sejauh ini, Indonesia telah membukukan surplus selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar
- Neraca Dagang Oktober 2024 Surplus USD2,48 Miliar, Catatkan Surplus 54 Bulan Berturut-turut
- Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 50 Bulan Berturut-Turut
- Top! Neraca Dagang Indonesia Surplus 4 Tahun Berturut-turut, Kini Capai USD 3,56 Miliar
- Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024
"Surplus Juli 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya ataupun dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (15/8).
Amalia menjelaskan surplus neraca perdagangan Juli 2024 ini ditopang oleh surplus pada komoditas non -migas yaitu sebesar USD2,61 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral terutama di dalamnya ada batu bara, lemak dan minyak labati yang mayoritas adalah palm oil, serta besi dan baja.
Dia menambahkan, surplus pada neraca perdagangan barang ditopang oleh beberapa negara yakni Amerika Serikat (AS) USD1,27 miliar, India USD1,23 miliar dan dengan Filipina USD740 juta.
Defisit Perdagangan dengan China
Sementara itu, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara antara lain dengan China sebesar USD1,707 miliar, Australia USD603 juta dan dengan Singapura USD403 juta.
Secara kumulatif hingga Juli 2024 surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai USD15,92 miliar atau mengalami penurunan sebesar USD 5,28 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Jika dilihat lebih rinci, secara kumulatif neraca perdagangan non-migas mengalami surplus sebesar USD28,16 miliar atau lebih rendah sekitar USD3,75 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu," jelas dia.
Sedangkan defisit neraca perdagangan migas mencapai USD12,24 miliar atau lebih besar USD1,54 miliar dibandingkan Januari sampai Juli 2023.