Indonesia Diprediksi Jadi Negara Perekonomian Terbesar ke-4 Dunia, Mungkinkah?
Hingga tahun 2021, Amerika Serikat (AS) masih ada di puncak daftar perekonomian terbesar dunia dengan gross domestic product (GDP) sebesar USD 22.996 miliar. China menempel ketat di posisi dua dengan GDP senilai USD 17.734 miliar. Dengan GDP sebesar USD 1.186 miliar, Indonesia saat ini masih ada di ranking 16 dunia.
Pendulum kekuatan ekonomi dunia terus bergesar, terutama di abad ke-21 ini. Negara berkembang dari Asia terus bertransformasi menjadi raksasa ekonomi dan tinggal menunggu waktu untuk menggeser dominasi Amerika dan Eropa. Indonesia disebut telah berada di jalur yang tepat untuk merangsek ke jajaran elit raksasa ekonomi dunia.
Komisaris Utama PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH), Sean William Henley mengatakan Indonesia akan tumbuh menjadi powerhouse dalam peta ekonomi global dalam beberapa dekade mendatang.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Tahun 2050 akan menjadi momentum ketika Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 dunia," katanya dikutip di Jakarta, Selasa (20/12).
Optimisme proyeksi ekonomi Indonesia ini muncul dalam riset terbaru Global Economics Paper yang dirilis Goldman Sachs baru-baru ini. Proyeksi ini memperkuat riset beberapa institusi global lainnya. Misalnya, PricewaterhouseCoopers (PwC) dan The Economist Intelligence Unit (EIU) yang juga memproyeksi Indonesia akan menjadi pemain kunci dalam perekonomian global dan menduduki peringkat 4 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2050.
Hingga tahun 2021, Amerika Serikat (AS) masih ada di puncak daftar perekonomian terbesar dunia dengan gross domestic product (GDP) sebesar USD 22.996 miliar. China menempel ketat di posisi dua dengan GDP senilai USD 17.734 miliar. Dengan GDP sebesar USD 1.186 miliar, Indonesia saat ini masih ada di ranking 16 dunia.
Menurut Sean William Henley, cerahnya potensi ekonomi Indonesia tak boleh membuat lengah. Sebab, proyeksi ekonomi disusun atas berbagai asumsi yang melibatkan begitu banyak komponen yang terkait dengan daya saing suatu negara. Salah satunya adalah transformasi di bidang infrastruktur yang sudah mendapat perhatian serius oleh pemerintah saat ini.
"Namun, ini harus dibarengi dengan transformasi di berbagai bidang lain, agar titik-titik lemah dalam struktur daya saing Indonesia bisa terus diperkuat. Salah satu yang harus serius diperhatikan adalah transformasi sektorpendidikan," sebutnya.
Kualitas sektor pendidikan di negara-negara maju menjadi bukti empiris betapa pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa. Ekonom peraih Nobel T.W. Schultz menyebut, investasi pada pendidikan berkorelasi erat dengan tingkat kenaikan income penduduk yang selanjutnya memperkuat daya beli dan menjadi mesin pendorong ekonomi.
Tingkatkan Kualitas Pendidikan Bukan perkara Mudah
Namun, meningkatkan kualitas pendidikan bukan perkara mudah. Mismatch antara lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja sudah menjadi isu krusial dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Selain itu, gap antara kualitas institusi pendidikan di Jawa dan luar Jawa juga masih menjadi tantangan.
Direktur Utama PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) Billy Andrian menambahkan, berbagai tantangan dalam sektor pendidikan itu tak bisa diselesaikan secara business as usual. Harus ada terobosan dan inovasi agar gelombang transformasi pendidikan bisa melaju lebih cepat dan menjangkau lebih luas. “Pengembangan education technology (edutech) bisa menjadi game changer dalam proses transformasi pendidikan di Indonesia,” ujarnya.
Edutech tidak hanya sebatas konsep e-learning atau meng-online-kan proses belajar mengajar, tapi lebih luas dari itu, karena mencakup skema Learning Management System (LMS). Skema inilah yang dikembangan oleh PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) melalui platform EDUFECTA.
CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (EDUFECTA), Ucu Komarudin menyebut, melalui kolaborasi dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), tidak kurang dari 1.000 kampus di Indonesia telah merasakan manfaat dari hibah optimalisasi pemanfaatan EDUFECTA.
Selain itu, 800 perguruan tinggi yang tergabung dalam Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) juga masuk dalam ekosistem besar EDUFECTA.
(mdk/idr)