Indonesia-Malaysia bentuk dewan negara penghasil minyak sawit
Kedua negara ini menguasai 85 persen pasokan minyak sawit di dunia dan ingin melindungi petani sawit di dunia.
Pemerintah Indonesia dan Malaysia tengah mencanangkan adanya pembentukan Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Countries/CPOPC). Hal ini dilakukan karena kedua negara ini menguasai 85 persen pasokan minyak sawit di dunia dan ingin melindungi petani sawit di dunia.
Deputi I Bidang Kedaulatan Maritim Arief Havas Oegroseno mengungkapkan, ada kriteria khusus untuk negara lain untuk bisa masuk dalam CPOPC. Kriteria tersebut salah satunya memiliki luas areal lahan perkebunan sawit, minimal produksi, dan kewajiban penggunaan pupuk ramah lingkungan dalam penanaman sawit.
-
Mengapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Mengapa perusahaan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk mengekspor produknya? Selain untuk kebutuhan dalam negeri, hasil produk minyak olahan sawit diekspor ke Tiongkok, Bangladesh, Pakistan, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan.
-
Mengapa kelapa sawit cocok dibudidayakan di Indonesia? Kelapa sawit hanya hidup di daerah tropis, seperti Indonesia, Malaysia, sebagian kecil wilayah Afrika, dan Amerika Latin.
"Kita tidak bisa sebutkan negara mana saja yang akan menjadi anggota, karena masih berunding. Tapi ada 9-10 negara dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang masuk dalam kriteria menjadi anggota CPOPC," ujar Havas di Kantornya, Jakarta, Senin (11/4).
Dalam perundingan penetapan kriteria anggota CPOPC, kata dia, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk tidak megizinkan negara-negara yang tidak memiliki pohon sawit untuk bergabung.
"Singapura itu tidak punya pohon tapi melakukan produksi. Usai berunding dengan Malaysia, yang masuk adalah negara yang punya kebun kelapa sawit. Negosiasi ini sudah kelar dan sudah dilakukan penandatanganan di Kuala Lumpur, Malaysia," kata dia.
Lanjut Havas, keberadaan CPOPC ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit kecil di setiap negara pengekspor sawit.
"Mandat adanya ini adalah membantu petani kecil, membuat standar green economic zone, forum petani kecil dan LSM dapat tempat, serta melakukan upaya bersama untuk menangani kampanye gelap," pungkas dia.
Baca juga:
Indonesia siap negosiasi dengan Prancis terkait pajak sawit
Pemerintah pakai teknologi ini cegah resiko bibit sawit gagal
Leonardo DiCaprio kritik pemerintah Indonesia soal kelapa sawit
Pangkas konsumsi BBM, Kadin dorong pengembangan biogas
Yordania tertarik bangun pabrik pupuk dan kelapa sawit
Pakar ini sebut industri sawit bukan penyebab emisi karbon udara