Indonesia Tak Sendiri Alami Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2021 mencapai 3,51 persen. Jumlah itu merosot dibanding pencapaian di kuartal II 2021 lalu, yang sebesar 7,07 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2021 mencapai 3,51 persen. Jumlah itu merosot dibanding pencapaian di kuartal II 2021 lalu, yang sebesar 7,07 persen.
Ledakan kasus Covid-19 dan kebijakan PPKM Darurat pada triwulan ketiga lalu turut mempengaruhi capaian tersebut. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal III juga dialami berbagai negara dunia yang jadi mitra dagang Indonesia, termasuk salah satu yang terbesar yakni China.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan target pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6,22 persen? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Kenapa KKP menargetkan pertumbuhan PDB perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga menargetkan pertumbuhan PDB perikanan rata-rata berada di angka 4,00-5,00 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
"Pertama Tiongkok, di kuartal III 2021 ekonominya tumbuh 4,9 persen. Itu melambat dibanding kuartal II 2021," terang Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Jumat (5/11).
Margo menyampaikan, pertumbuhan ekonomi yang melambat juga dirasakan Amerika Serikat (AS) menjadi sebesar 4,9 persen. Lalu Singapura yang merosot jauh dari 15,2 persen menjadi 6,5 persen, hingga Korea Selatan yang hanya tumbuh sebesar 4 persen.
"Bahkan Vietnam di kuartal III 2021 mengalami kontraksi - -6,2 persen. Karena di Vietnam pada Juli-September 2021 ada pengetatan mobilitas, dan itu turut berdampak terhadap ekonominya," sambung Margo.
Negara lain yang pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiganya tidak sebaik di kuartal II 2021 yakni Hong Kong yang sebesar 5,4 persen, dan Uni Eropa yang melambat jadi 3,9 persen.
Selanjutnya
Kendati begitu, Margo menyoroti ekonomi global yang secara umum masih menunjukan adanya perbaikan. Itu terlihat dari indikator Purchasing Manager's Index (PMI) global pada Juli-September yang masih berada di atas 50.
Lalu, perkembangan harga komoditas untuk sektor makanan dan pertambangan di pasar internasional juga masih mengalami peningkatan, baik secara tahunan maupun kuartalan.
"Informasi harga komoditas untuk makanan seperti minyak kelapa sawit, cokelat, kopi, dan beberapa hasil tambang seperti nikel, timah, alumunium itu secara qtq dan yoy meningkat," papar Margo.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com