Ini alasan pemerintah beli kapal selam dari Korea Selatan
Kapal selam buatan Korea Selatan diklaim lebih murah dibandingkan negara lain.
Indonesia sebagai negara maritim setidaknya harus mempunyai 12 kapal selam sebagai alat perang yang digunakan oleh TNI AL (Angkatan Laut). Kapal selam ini dibutuhkan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.
Saat ini Indonesia hanya memiliki 2 kapal selam dengan umur yang sudah sangat tua. Sehingga perlu adanya tambahan untuk menambah kekuatan pertahanan nasional.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan Alun-alun Pataraksa diresmikan? Pemerintah Kabupaten Cirebon meresmikan Alun-alun Pataraksa pada 10 November 2023.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Mewujudkan ini semua, pemerintah akhirnya menjalin kerja sama dengan Korea Selatan. Pemerintah harus menggelontorkan dana sekitar Rp 2,9 triliun. Dalam kerja sama ini, pemerintah akan membeli dua kapal selam dari Korea Selatan. Selanjutnya untuk 10 selanjutnya, alutsista tersebut akan dibuat sendiri oleh PT. PAL Indonesia.
Kerja sama ini sendiri menggunakan skema transfer of technology (TOT) dengan PT PAL. Nantinya ke depan, PT PAL akan mampu membuat sendiri kapal selam made in Indonesia.
Pemerintah memilih Korea Selatan sebagai tempat pembelian kapal selam karena pertimbangan harga yang lebih murah dari negara lain. Untuk harga 3 kapal selam dari Korea Selatan sebesar USD 1 miliar, sedangkan dari negara lainnya harga per unit bisa mencapai USD 450 juta- USD 500 juta.
"Salah satunya lebih murah, 3 kapal selam dari Korsel itu harganya USD 1 miliar. Dengan angka itu enggak mungkin dapat dari Eropa. (Negara) yang lain itu sekitar USD 450 - USD 500 juta untuk satu kapalnya," ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Rahmat Lubis usai rapat kerja dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/2).
Selain masalah harga, Korea Selatan juga merupakan mitra mumpuni dari segi kualitas, bahkan dalam pengadaan selalu cepat dalam pengiriman barang. "Setiap kita beli itu selalu yang murah, bagus, cepat dan kalau rusak bisa diperbaiki," lanjut Rahmat.
Menurutnya, produsen kapal selam Korea Selatan dapat membagi ilmunya serta mau datang ke Indonesia untuk membimbing PT PAL Indonesia untuk membuat kapal selam sendiri. Secara kualitas, kapal selam dari Korea Selatan memiliki kecanggihan yang sama dengan kapal selam sejenisnya. Kapal selam tersebut memiliki berat 1.600 ton yang dilengkapi torpedo.
"Kecanggihan diesel elektrik relatif sama dengan yang lain harus senyap tahan lama, senjata harus standar dengan kapal," tegasnya.
Kapal selam ini rencananya akan mulai dibuat di dalam negeri pada bulan November mendatang. Produksi ini disebut akan memperkuat alutsista yang dimiliki oleh Indonesia demi menjaga kedaulatan negara.
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanudin, berkelakar jika selama ini Indonesia baru mampu membuat kapal selam dalam bentuk makanan. Yakni pempek yang terkenal dari Palembang. "Ini sebuah loncatan tekno. Selama ini kapal selam palembang," katanya sembari tertawa saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/2).
Kementerian Keuangan sendiri telah setuju menambah modal PT PAL sebesar USD 250 juta atau setara Rp 2,9 triliun dalam tiga tahun melalui mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN). Dana sebesar itu bakal digunakan BUMN perkapalan tersebut untuk membuat kapal selam.
Direktur Utama PT PAL Firmansyah mengatakan kapal selam pertama akan selesai dibuat pada 2017. Kemudian, kapal selam kedua penyelesaiannya dipercepat pada 2019-2020. "Kapal selam ini berbeda dengan tahun 2009, ini lebih panjang dan lebar," katanya.
(mdk/idr)