Kapal Penangkap Ikan Tenggelam di Perairan Pulau Jeju Korea Selatan, Dua WNI Dilaporkan Hilang
Kapal Geumseong dengan berat 129 ton dilaporkan mengangkut 27 awak, terdiri dari 16 warga Korea dan 11 warga Indonesia.
Sejumlah anak buah kapal yang merupakan Warga Negara Indonesia (ABK WNI) dilaporkan terjebak dalam kapal ikan yang tenggelam di Korea Selatan baru-baru ini.
"Dua orang tewas dan 12 lainnya masih hilang setelah sebuah kapal penangkap ikan tenggelam di lepas pantai selatan Pulau Jeju pada hari Jumat (8/11), dengan pencarian sedang berlangsung," ungkap Penjaga Pantai seperti yang dilansir oleh Yonhap News.
Kapal Geumseong dengan bobot 129 ton tersebut dilaporkan mengangkut 27 awak, terdiri dari 16 warga Korea dan 11 warga Indonesia, ketika Penjaga Pantai menerima laporan darurat sekitar pukul 04:31 pagi bahwa kapal itu tenggelam 24 kilometer dari Pulau Biyang, Jeju. Dari total 27 orang, 15 berhasil diselamatkan oleh kapal terdekat, termasuk dua orang yang ditemukan mengalami serangan jantung dan segera dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, kedua orang tersebut, yang merupakan warga Korea, kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Sementara itu, 12 orang yang masih hilang terdiri dari 10 warga Korea dan dua warga Indonesia. Penjaga Pantai melaporkan bahwa pencarian bawah air untuk menemukan orang-orang yang hilang dimulai sekitar pukul 1 siang, melibatkan 27 penyelam dari berbagai tim penyelamat khusus. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul juga segera berkoordinasi dengan berbagai instansi, termasuk Korean Coast Guard (KCG), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korsel, Kementerian Kelautan dan Perikanan Korsel, serta Jeju Disaster and Safety Countermeasure.
"Laporan awal dari KCG menyebutkan bahwa kapal tenggelam saat melakukan pemindahan hasil tangkapan ikan ke kapal transport. Pada saat kejadian, seluruh awak kapal sedang bekerja di atas geladak," jelas Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) Judha Nugraha dalam pesan tertulisnya. Saat ini, pencarian intensif masih berlangsung di bawah pengawasan Otoritas Korea Selatan, dengan prosedur pencarian selama 3 x 24 jam yang telah ditetapkan.
Rencananya, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul akan bertemu dengan para ABK WNI yang selamat di Jeju pada malam ini untuk memberikan dukungan dan informasi lebih lanjut.
Sembilan orang lainnya dirawat di rumah sakit
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia di Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI), Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa terdapat anak buah kapal (ABK) WNI yang hilang akibat insiden tenggelamnya Kapal Geumseongsusan 135.
Peristiwa tersebut terjadi di perairan Jeju, sekitar 24 km barat laut dari Pulau Biyangdo, pada tanggal 8 November 2024, sekitar pukul 04.33 KST. "Kapal penangkap ikan sarden ini memiliki bobot 129 ton dan mengangkut 27 ABK, di mana 16 di antaranya merupakan WN Korea dan 11 lainnya adalah WN Indonesia," ungkap Judha.
Akibat dari kejadian tersebut, sebanyak 12 ABK yang terdiri dari 10 WN Korea dan 2 WNI dilaporkan masih hilang. Sementara itu, 15 ABK lainnya berhasil ditemukan, namun dua di antara mereka, yang merupakan WN Korea, telah dinyatakan meninggal dunia. Judha menambahkan bahwa 4 WN Korea dan 9 WNI yang selamat kini berada di Seobu Public Health Centre, Jeju, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. "Dua ABK WNI yang masih hilang memiliki inisial YM dan SJU," jelas Judha.
Kapal karam saat mengangkut hasil tangkapan
Para awak kapal yang berhasil diselamatkan mengungkapkan bahwa mereka sedang memindahkan hasil tangkapan ke kapal lain ketika tiba-tiba kapal tersebut terbalik dan mulai tenggelam. Menurut informasi dari Penjaga Pantai, saat ini kapal tersebut telah sepenuhnya terendam.
Presiden Yoon Suk Yeol telah menerima laporan mengenai insiden tenggelamnya kapal tersebut dan memberikan instruksi kepada berbagai badan terkait, seperti Penjaga Pantai dan Kementerian Pertahanan dan Kelautan, untuk mengerahkan semua sumber daya dan personel yang ada guna menyelamatkan para korban yang masih hilang, demikian disampaikan oleh juru bicara kepresidenan, Jeong Hye-jeon. Selain itu, Presiden Yoon Suk Yeol juga menekankan pentingnya memastikan keselamatan para pekerja penyelamat yang terlibat dalam operasi ini.
Saat ini, Penjaga Pantai telah mengerahkan 18 kapal dan lima pesawat ke lokasi kejadian untuk mendukung operasi pencarian dan penyelamatan. Selain itu, enam kapal Angkatan Laut, termasuk sebuah kapal perusak, fregat, dan kapal penyelamat juga telah dimobilisasi, bersama dengan pesawat patroli maritim P-3 Angkatan Laut serta helikopter Lynx.
Kapal Geumseong, yang sedang menangkap ikan tenggiri dan sarden, berangkat dari pelabuhan Seogwipo di pantai selatan Jeju tepat sebelum tengah hari pada hari Kamis (7/11). Pada saat kecelakaan terjadi, terdapat dua orang di dalam kapal, termasuk seorang juru masak, sementara sebagian besar awak kapal lainnya sedang bekerja di dek, kemungkinan besar tanpa mengenakan rompi pelampung, menurut keterangan dari Penjaga Pantai.