Pelni Minta Dana PMN Rp500 Miliar untuk Beli Kapal Baru
Dia menghitung, kebutuhan dana untuk membeli 1 kapal baru itu sebesar Rp1,5 triliun. Sisanya, akan dimohonkan pada PMN tahun anggaran 2025 mendatang.
Direktur Utama Pelni, Tri Andayani menyampaikan, usulan Rp 500 miliar ini akan mengambil dana dari kas cadangan pembiayaan investasi. Sementara itu, nilai kebutuhan biaya untuk membeli kapal baru adalah sebesar Rp1,5 triliun.
Pelni Minta Dana PMN Rp500 Miliar untuk Beli Kapal Baru
Pelni Minta Dana PMN Rp500 Miliar untuk Beli Kapal Baru
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni meminta kucuran dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp500 miliar. Dana ini rencananya akan digunakan untuk menambal biaya pembelian kapal baru.
Direktur Utama Pelni, Tri Andayani menyampaikan, usulan Rp 500 miliar ini akan mengambil dana dari kas cadangan pembiayaan investasi. Sementara itu, nilai kebutuhan biaya untuk membeli kapal baru adalah sebesar Rp1,5 triliun.
"Adapun besaran nilai PMN yang kami usulkan dari cadangan investasi tahun anggaran 2024 adalah sebesar Rp500 miliar," ujar Tri Andayani dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (2/7).
Dia menjelaskan, nantinya dana itu akan digunakan membeli satu unit kapal new building. Kapal ini disebut mampu mengangkut 1.000 penumpang ditambah dengan 75 kontainer.
Andayani mengatakan, kapal baru ini akan menggantikan kapal yang sudah tua. Paling tua, ada kapal Umsini yang berumur 39 tahun. Bahkan kapal itu sempat mengalami kerusakan mesin pada penghujung tahun 2023 lalu.
Dia menghitung, kebutuhan dana untuk membeli 1 kapal baru itu sebesar Rp1,5 triliun. Sisanya, akan dimohonkan pada PMN tahun anggaran 2025 mendatang.
"Sedangkan kekurangannya sebesar Rp1 triliun akan kami usulkan pada PMN tahun anggaran 2025," kata dia.
Andayani menegaskan, proses pembuatan kapal nantinya akan dibuka skema lelang. Termasuk membuka peluang bagi perusahaan asal luar negeri dan dalam negeri.
"Ini belum (diputuslan) kan proses desain pak, kemudian nanti kita buka proses bidding, bidding kita buka semua, dalam dan luar negeri," ucapnya.
Pada kesempatan ini, Andayani mengatakan pembaruan kapal menjadi penting untuk efisiensi biaya operasional. Mengingat, kapal-kapal tua membutuhkan biaya besar dari sisi perawatannya.
Pada saat yang sama, pengoperasian kapal tua berisiko terjadinya kerusakan selama digunakan. Bisa dibilang, ini mengancam keselamatan dari ribuan penumpang.
"Urgensi alokasi PMN adalah inefisiensi biaya operasional bahwa semakin tinggi usia kapal maka semakin tinggi biaya repair maintenance services," kata dia.
merdeka.com