Ini Bahaya Sampah Plastik di Lautan, Ternyata Bisa Bikin Kecacatan Manusia
Trenggono menjelaskan pentingnya menjaga laut dari sampah plastik. Sebab, sampah plastik akan menjadi micro plastik yang bisa dikonsumsi oleh ikan dan ikan tersebut akan ditangkap oleh nelayan. Lalu, ikan tersebut dikonsumsi oleh para ibu yang sedang hamil, maka generasi berikutnya akan mengalami kecacatan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa Indonesia memiliki target untuk menurunkan sampah plastik di laut hingga 70 persen sampai dengan akhir tahun 2025.
Hal tersebut telah tertuang pada peraturan Presiden No 83 tahun 2018 yakni mengenai penanggung jawab pelaksanaan gerakan nasional bersih pantai dan laut.
-
Bagaimana cara pemerintah menangani sampah plastik? Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Kapan sampah plastik mencemari Sungai Ciliwung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
-
Bagaimana Kementan mewujudkan swasembada pangan? Upaya tersebut salah satunya akan diwujudkan melalui program food estate maupun solusi cepat yang dijalankan Kementan berupa pompanisasi dan optimalisasi lahan.
-
Apa yang sedang didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk para pelaku usaha pemindangan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong skema kemitraan para pelaku usaha pemindangan dengan penyedia bahan baku ikan agar ketersediaan bahan baku pengolahan pindang dapat terjamin.
"Sejak tahun 2018 pemerintah Indonesia sangat serius dalam upaya penanganan sampah laut komitmen pemerintah dalam penanganan sampah laut diatur oleh peraturan presiden Nomor 83 Tahun 2018. Rencana aksi nasional penanganan sampah laut tahun 2018 hingga 2025 yang memberikan arahan-arahan strategis bagi 20 kementerian lembaga terkait untuk menangani permasalahan laut," ujar Trenggono dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (4/10).
Trenggono menjelaskan pentingnya menjaga laut dari sampah plastik. Sebab, sampah plastik akan menjadi micro plastik yang bisa dikonsumsi oleh ikan dan ikan tersebut akan ditangkap oleh nelayan. Lalu, ikan tersebut dikonsumsi oleh para ibu yang sedang hamil, maka generasi berikutnya akan mengalami kecacatan.
"Itu salah satu konsen dan kalau kita lihat beberapa laut di dunia khususnya di Indonesia begitu besarnya juga kita temukan sampah plastik yang mengapung di laut," terang dia.
Langkah dasar yang dilakukan KKP adalah memberikan peneyederhanaan yang komperhensid kepasa semua pihak khsusunya masyaakat yang berkecimpung langsung di daerah lautta.
"Karena kita negara maritim dan halaman depan kita adalah laut maka seluruh nelayan kemudian kapal perikanan, kemudian kapal transportasi, kapal logistik, kapal penumpang semua kita himbau untuk kemudian tidak membuang sampah di laut," kata Menteri KKP.
Program KKP
Kemudian ada program yang juga dilakukan oleh KKP yakni dalam satu musim penangkapan atau bisa disebut tahun penangkapan ikan.
"Ada satu bulan yang kita minta untuk berhenti menangkap ikan tetapi kemudian mengambil sampah plastik yang ada di laut. Nah ini kita sampaikan kepada seluruh nelayan sekaligus juga nelayan industri untuk ada kesadaran yang mendalam terhadap itu. Nelayan-nelayan di seluruh Indonesia itu tentu kegiatan itu akan menanggung pendapatan mereka akan mengganggu aktivitas mereka kalau itu dihentikan," tuturnya.
KKP akan memberikan kompensasi yang sama kepada nelayan, dengan memberikan sesuai dengan harga ikan yang ditangkap nelayan seperti biasa.
"Nah ini gebrakan atau kegiatan ini sangat sederhana, apakah setiap dalam satu musim penangkapan itu dihentikan lalu itu bisa menyelesaikan masalah? saya kira tidak, tetapi ini tentu akan memebrikan penayadaran baika kepada parapelakua yang di laut maupun kepada masyarakat di seluruh dunia," tambahnya.
(mdk/idr)