Ini program prioritas Jonan jadi Menteri ESDM
"Masalah hilirisasi tentunya akan kita selesaikan," ujar Jonan.
Usai dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan telah menyiapkan beberapa program prioritas untuk diselesaikan. Salah satu program yang diprioritaskan adalah permasalahan hilirisasi melalui pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter.
"Masalah hilirisasi tentunya akan kita selesaikan," ujar Jonan dalam diskusi di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/10).
-
Kapan Lembaga Eijkman diresmikan? Wacana tersebut akhirnya terealisasi pada tahun 1992 dan laboratorium mulai beroperasi setahun setelahnya lalu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.
-
Siapa yang ditunjuk Jokowi sebagai Plt. Mentan? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian RI berdasarkan Keputusan Presiden nomor 92/P Tahun 2023 tanggal 6 Oktober 2023.
-
Kapan Bendungan Jenderal Soedirman diresmikan? Pada tahun 1989, Bendungan Jenderal Soedirman, juga dikenal sebagai Waduk Mrica, diresmikan oleh Presiden Soeharto.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
Kedua, lanjut Jonan, ESDM ingin menyelesaikan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 79 tahun 2010 perihal biaya pengembalian investasi atau cost recovery yang saat ini masih dalam tahap finalisasi. Ketiga, pembangunan proyek Blok Masela dan permintaan insentif yang diminta Inpex Corporation dan Shell, selaku operator.
"Itu prioritas pak Jokowi juga. Kemudian East Natuna akan kita segera selesaikan," katanya.
Mantan Menteri Perhubungan ini menambahkan, pihaknya juga menargetkan untuk segera menyelesaikan kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga awal 2017 mendatang. Selain itu, kebijakan harga gas industri juga harus diselesaikan.
"Supaya sampai di tangan konsumen bisa kompetitif dibanding negara ASEAN lainnya terutama untuk negara yang tidak punya gas," tuturnya.
Adapun, program prioritas selanjutnya adalah pengembangan kilang minyak nasional. Dia meminta PT Pertamina (Persero) mempercepat pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP). Hal ini perlu dilakukan mengingat kebutuhan minyak di Indonesia mencapai 1,4 juta barel per hari, sementara produksinya hanya 800.000 bph.
"Tapi kalau Pertamina belum mampu (mengembangkan) swasta juga boleh. Singapura kapasitasnya 1,5 juta. Konsumsi Singapura per hari hanya 150.000 bph. Jadi bisa ekspornya banyak. Itu prioritas sampai akhir Desember (tahun ini)," pungkasnya.
Baca juga:
Pertamina butuh Rp 800 miliar wujudkan BBM satu harga
Jonan setujui investasi Pertamina di Blok Mahakam dimulai 2017
Ignasius Jonan lantik 4 pejabat tinggi Kementerian ESDM
DPR target revisi UU Migas selesai awal 2017
Pertamina pastikan tak akan 'pecat' pegawai Total di Blok Mahakam
Kota Bontang dukung percepatan pembangunan kilang migas
5 Fakta di balik rencana BBM satu harga dari Aceh sampai Papua