Investor Pasar Modal Tumbuh 3 Kali Lipat Sejak 2019, Didominasi Milenial dan Gen Z
Pandemi Virus Corona tidak menyurutkan minat investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Hal ini terlihat dari tren pertumbuhan jumlah investor di Indonesia masih berlanjut hingga pertengahan tahun ini baik investor reksadana, C-Best, maupun Surat Berharga Negara (SBN).
Pandemi Virus Corona tidak menyurutkan minat investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Hal ini terlihat dari tren pertumbuhan jumlah investor di Indonesia masih berlanjut hingga pertengahan tahun ini baik investor reksadana, C-Best, maupun Surat Berharga Negara (SBN).
Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal I OJK, Djustini Septiana mengatakan, semenjak merebaknya pandemi Covid-19 terjadi percepatan pertumbuhan jumlah investor. Tercatat sejak akhir 2019 hingga pertengahan tahun ini, jumlah investor pasar modal telah meningkat hingga 300 persen atau sekitar 3 kali lipat.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Bagaimana cara memulai investasi bagi pemula? Untuk itu, kegiatan investasi harus dilakukan dengan dana khusus. Terlebih lagi bagi para pemula yang masih belum memahami cara kerja investasi.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
"Peningkatan jumlah investor cukup signifikan," kata Djustini, Jakarta, Selasa (14/6).
Sementara itu, jumlah investor pasar modal sudah mencapai 8,88 juta investor per awal Juni 2022. Jumlah tersebut meningkat 18,66 persen dari posisi akhir 2021, yakni sebanyak 7,48 juta investor.
Adapun pertumbuhan jumlah investor ditopang oleh kalangan gen z dan milenial. "Jadi kalau kita lihat, jumlah investor yg menguasai pasar modal itu lebih dari 80 persen dikuasai kaum milenial dan gen z," katanya.
Nilai Investasi Investor Tua Masih Terbesar
Sementara itu, dilihat dari nilai asetnya, investor berusia 51 tahun ke atas masih menjadi penyumbang utama pasar modal. Investor berusia 60 tahun ke atas tercatat masih menjadi investor dengan nilai aset paling besar, yakni Rp553,09 triliun.
Selanjutnya, menurut catatan OJK, investor berusia 51 tahun hingga 60 tahun menempati peringkat kedua generasi investor dengan aset terbesar, dengan nilai mencapai Rp 243,3 triliun. Kemudian, investor berusia 41 tahun hingga 50 tahun memiliki total nilai aset sebesar Rp 165,83 triliun.
Djustini melanjutkan, investor yang berusia 31 tahun hingga 40 tahun dan 30 tahun ke bawah masing-masing memiliki total nilai aset sebesar Rp 98,73 triliun dan Rp 53,77 triliun. "Kita berharap dengan mulainya, teman-teman milenial mencintai pasar modal maka mereka yang akan menggeser kaum yang sudah mapan saat ini, yang sudah berada di atas 51 tahun," tandasnya.
(mdk/bim)