Irwan Suryanto, Orang Paling Kaya di Majalengka yang Dulunya Sopir Bus
Dia adalah seorang kondektur dan sopir bus umum jurusan Bandung-Cirebon. Namun, nasib mengantarkan Irwan menjadi orang kaya melalui bisnis produksi bola.
Memiliki bisnis hingga tembus pasar mancanegara merupakan impian sejumlah pebisnis, termasuk di Indonesia. Impian itu menjadi kenyataan bagi H. Irwan Suryanto.
Irwan dikenal sebagai orang paling kaya di Majalengka, Jawa Barat. Dahulu, dia adalah seorang kondektur dan sopir bus umum jurusan Bandung-Cirebon. Namun, nasib mengantarkan Irwan menjadi orang kaya melalui bisnis produksi bola.
-
Siapa saja yang punya utang, selain orang kaya? Mulai dari orang terkaya, perusahaan besar, sampai negara terbesar di dunia sekalipun tetap memiliki utang.
-
Kenapa orang kaya tetap punya utang? Utang tidak selamanya identik dengan ketidakmampuan. Utang produktif dalam bentuk permodalan usaha yang membutuhkan perputaran uang yang sangat cepat, memang dibutuhkan dalam berbagai bentuk usaha.
-
Kenapa orang berpura-pura kaya? Perilaku ini umumnya dilakukan untuk menyembunyikan keterbatasan keuangan mereka.
-
Apa yang menjadi ciri khas orang yang gemar berpura-pura kaya? Satu hal yang membedakan orang-orang ini adalah kecenderungan mereka untuk membahas cita rasa dan gaya hidup yang dianggap elite.
-
Bagaimana cara orang kaya ini dimakamkan? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Mengapa orang kaya menghindari utang? Utang bisa menjadi beban besar, terutama dengan bunga kartu kredit yang tinggi. Pada Februari 2024, tingkat bunga rata-rata kartu kredit mencapai 22,63 persen, yang berarti bahwa utang sebesar USD10.000 bisa berujung pada pembayaran bunga sebesar USD6.787 dalam lima tahun. Oleh karena itu, orang kaya sangat selektif dan menghindari hutang, karena mereka tidak ingin membuang uang untuk pembayaran bunga.
Standar bola yang diproduksi oleh Irwan bahkan sudah diakui oleh standar induk organisasi sepak bola dunia, FIFA.
Mengutip dari beberapa sumber, Irwan merupakan tokoh populer bidang olah raga di Majalengka. Dia pernah menjadi pelatih tenis tim Majalengka.
Selama menjadi pelatih tenis, Irwan cukup banyak bersosialisasi dengan semua pihak, termasuk para pejabat lokal maupun nasional, salah satunya adalah Moerdiono yang saat itu menjabat sebagai PB Pelti.
Melihat potensi Irwan di bidang olahraga, Moerdiono kemudian mengenalkan Irwan ke salah satu manajer perusahaan Korea Selatan yang sedang memasarkan raket tenis. Dari sini, pembahasan bisnis oleh Irwan dengan perusahaan asal Korea Selatan itu berlanjut.
Irwan kemudian menjalin sebuah kerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan itu untuk mendirikan industri bola. Irwan sepakat dengan kerjasama itu, dan membangun bisnis rumahan dengan modal Rp350 juta, nilai yang sangat besar untuk tahun 1994.
Untuk menjalankan bisnisnya, Irwan melibatkan warga lokal. Hanya saja, produksi bola Irwan baru dilakukan usai masa panen. Hal ini disebabkan mayoritas masyarakat Majalengka adalah petani.
Di awal masa produksi, usaha rumah tangga Irwan sudah mampu baru memproduksi 2.000 bola, dengan merek ”Action”. Industri bola tersebut terus mengalami peningkatan, kemudian pada tahun 1995 memproduksi 5.000 bola, pada tahun 1996.
Tingginya produksi bola di perusahaan rumah tangganya, membuat Irwan menjadikan usahanya itu sebagai perseroan terbatas (PT) dengan nama Sinjaraga Santika Sport atau yang lebih dikenal dengan merk dagangnya Triple S (bola Majalengka).
Triple S sudah memiliki ertifikasi yang dimiliki adalah SNI No: 19-9001-2001;ISO No: 9001-2008; CE Mark No: 0376.
Pada beberapa kesempatan, Irwan menyampaikan bahwa dia berkomitmen memajukan Majalengka dengan penciptaan lapangan.
Tekad Irwan berbuah menjad pengusaha sukses dan bermanfaat bagi Majalengka, berbuah manisenurut laporan FIFA kebutuhan bola sepak dunia saat ini adalah mencapai 250.000 per-hari oleh karenanya peluang pasar internasional masih sangat menjajikan. Irwan segera mengambil kesempatan itu
Adapun negara yang telah memesan/membeli produk Triple’s adalahKorea, Jepang, Singapura, USA, Timur Tengah, Brazil, Eropa, Venezule, Nigeria, Argentina, dan Brunai Darusalam.
Pesanan bola yang diproduksi perusahaan Irwan juga datang pasar dalam negeri. Dan hingga kini usaha Irwan masih langgeng memproduksi bola.
(mdk/idr)