ISF 2023 Berakhir Sukses, Kemenko Marves: Sampai Bertemu Tahun Depan di Bali
ISF 2023 juga menampilkan 14 sesi tematik tentang isu-isu seperti ekonomi sirkular, kerja sama internasional dan lainnya.
ISF kedua akan diselenggarakan pada 26 hingga 27 September 2024 mendatang di Bali.
ISF 2023 Berakhir Sukses, Kemenko Marves: Sampai Bertemu Tahun Depan di Bali
ISF 2023 Berakhir Sukses, Kemenko Marves: Sampai Bertemu Tahun Depan di Bali
Salah satu perhelatan terbesar global, Indonesian Sustainability Forum (ISF) 2023 telah sukses diselenggarakan, selama dua hari pada 7 hingga 8 September 2023 kemarin.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa perhelatan ini akan segera diadakan pada tahun 2024 mendatang.
- ICIOG 2023 di Bali Hasilkan 16 Kontrak Kerja Sama Migas, Ini Detailnya
- Di ISF 2023, Luhut Beberkan Kerugian Ekonomi Global Akibat Perubahan Iklim Capai USD23 T
- Kemenko Marves: Indonesia Siap Gelar ISF 2023, Bank Dunia dan IMF Bakal Hadir
- Kondisi Global Suram, Sri Mulyani Waspadai Imbas ke Ekonomi RI
"Setelah acara pertama ini kami meyakini bahwa hal itu bisa dicapai. Jadi saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semuanya yang telah hadir," kata Rachmat saat penutupan ISF, Jakarta, Jumat (8/9).
Rachmat menyampaikan bahwa ISF kedua akan diselenggarakan pada 26 hingga 27 September 2024 mendatang di Bali.
"Saya berharap Anda menikmati acara ini dan kami akan bertemu Anda 26-27 September 2024 di Bali," terang dia.
Perlu diketahui, Indonesian Sustainability Forum (ISF) 2023, salah satu perhelatan terbesar global mengenai isu-isu keberlanjutan di Asia Pasifik ditutup dengan penandatanganan serangkaian Nota Kesepahaman (MoU) yang akan berkontribusi kepada transisi energi hijau dan ekonomi inklusif yang lebih cepat di Indonesia.
Selama dua hari perhelatan besar itu, ISF 2023 berhasil menandatangani beberapa MoU, salah satunya adalah Kerjasama dan Implementasi Teknologi Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture, Utilization and Storage Technology) antara PT PLN (Persero) dan Karbon Korea Co, Ltd.
Rachmat menyampaikan bahwa besarnya animo peserta menandakan adanya pergeseran positif di kawasan ini untuk mendukung agenda keberlanjutan. Begitu pula dengan adanya penandatanganan kemitraan-kemitraan penting dalam acara ini.
"Agenda keberlanjutan bukanlah kegiatan yang bersifat check-the-box bagi pemerintah dan dunia usaha. Agenda keberlanjutan lebih merupakan sebuah perubahan model bisnis dalam konsumsi dan pertumbuhan, untuk memastikan bahwa kemajuan menuju kemakmuran dapat terus berlanjut dengan cepat, sekaligus melindungi planet kita. Dalam konteks ini, kemitraan sektor publik dan swasta dapat mendukung terciptanya ekosistem untuk bisnis hijau dan baru untuk tumbuh," kata Rachmat.
Lebih dari 100 pembicara dari sektor bisnis, masyarakat sipil, dan pemerintah berpartisipasi dalam 10 sesi pleno dan 14 sesi tematik di ISF 2023. Sesi pleno ISF membahas berbagai isu mulai dari transisi energi hijau dan teknologi, perlindungan keanekaragaman hayati, serta hilirisasi industri mineral penting untuk dekarbonisasi.
ISF 2023 juga menampilkan 14 sesi tematik tentang isu-isu seperti ekonomi sirkular, kerja sama internasional, manajemen udara bersih, pembiayaan hijau, dan lain-lain. Berhasilnya perhelatan ini, Pemerintah Indonesia pun bertekad untuk menjadikan ISF 2023 sebagai acara tahunan.