Jadi Jutawan di Usia 29 Tahun, Pria Ini Ogah Punya Aset Properti
Timothy merasa memiliki rumah seperti sebuah tekanan
Properti merupakan aset paling umum yang dimiliki setiap orang, khususnya masyarakat menengah ke atas. Namun, kebiasaan ini tidak dilakukan Timothy Armoo, salah satu pendiri dan mantan CEO Fanbytes.
Dilansir dari CNBC Make it, Timothy bercerita kalau dia lebih suka menghabiskan sebagian uangnya pada investasi eklektik, mulai dari bisnis buah eksotis di Afrika hingga mendanai penjualan tambang lithium.
-
Kapan orang kaya berinvestasi? Orang kaya berinvestasi untuk jangka panjang dan tidak panik saat pasar bergejolak.
-
Siapa yang sering kali menjadi sumber inspirasi bagi pengusaha muda? "Untuk mengejar mimpi tidak harus menunggu dukungan dari smeua orang. Hanya butuh satu orang saja yang yakin, yaitu dirimu."
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Bagaimana miliarder muda mengelola uang mereka? Bagi para miliarder, mereka akan lebih cermat dalam menentukan instrumen investasi. Umumnya mereka akan memprioritaskan investasi terhadap instrumen yang aman untuk mengamankan aset yang dimiliki.
-
Siapa yang mendorong investasi masuk ke daerah agar berkolaborasi dengan UMKM setempat? Di sisi lain, pihaknya mendorong setiap investasi yang masuk ke daerah, wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha dan pelaku UMKM setempat.
-
Mengapa para pengusaha muda termotivasi dengan kata-kata inspiratif? "Kesempatan bisnis itu bagaikan sebuah bis, sekali berhenti akan ada bis lain yang menyusul." - Richard Bronson
Timothy bukanlah pria kaya sejak lahir. Kekayaannya yang berlimpah itu didapat dari menjual Fanbytes ke agensi pemasaran digital Brainlabs pada bulan Mei 2022 dengan jumlah delapan digit. Dia pun merasa sangat tidak berdaya untuk menghabiskan uang, meskipun masa kecil hingga remajanya dihabiskan dalam kemiskinan di perumahan umum di London selatan.
Satu waktu, Timothy pernah menelepon bank untuk melakukan tarik tunai sekitar satu juta poundsterling. Setelah proses verifikasi ketat, uang yang diminta Timothy cair, dan dibawa pulang menggunakan tas. Setibanya di tempat tinggal yang dia sewa, uang-uang dalam tas dikeluarkan dan dijejerkan di atas kasur.
“Saya hanya melihatnya. Alasan saya melakukan itu adalah karena saya ingin membuatnya sangat jelas bagi saya bahwa: ‘Bung, kalau semuanya gagal, kalau Anda menghabiskan semuanya untuk berjudi, atau Anda menghabiskannya untuk kripto, atau sesuatu yang buruk, paling tidak, Anda punya uang tunai satu juta pound.’”
Dia pun kemudian memutar kekayaannya dengan berinvestasi ke dana indeks seperti S&P 500 — dan memiliki berbagai saham termasuk Shopify dan Cloudflare .
“Jadi pada dasarnya saya punya dua kubu: satu adalah kelompok yang sangat aman: dana indeks, uang tunai yang kelebihan berat badan, obligasi dan surat utang. Lalu sisi lainnya benar-benar eksotis," cerita dia.
- Tak Punya Tempat Tinggal, Pria Ini Tetap Hidup Nyaman dengan Menumpang di 500 Rumah Milik Orang Asing
- Ibu Rumah Tangga di Medan Tega Aniaya Putri Kecilnya, Ditindih Hingga Dicambuk Berkali-kali
- Memeilikii Kamar Mandi Mewah, Berikut Potret Perbandingan Rumah Mewah Jeremy Teti 10 Tahun yang Lalu
- Mewah Bak Istana, Potret Rumah Arie Untung dan Fenita Kini Jadi Sorotan Usai Uang Saku Sang Putra Terungkap
Beberapa investasi Armoo yang tidak biasa termasuk pembiayaan bisnis alpukat, kedelai, dan mangga di Kenya, Angola, dan Tanzania, yang memasok supermarket di Eropa.
Merasa tak butuh rumah
Timothy adalah seorang minimalis dan tidak memiliki rumah selayaknya kebanyakan orang kaya gemar berinvestasi di real estate.
“Saya sebenarnya tidak punya rumah. Saya tidak terlibat dalam properti hunian atau properti komersial langsung,” katanya.
“Kebanyakan orang melihat properti sebagai cara mereka membangun kekayaan, tetapi saya menggunakan bisnis sebagai cara saya membangun kekayaan dan saya tidak memiliki keluarga, saya tidak memiliki pasangan sekarang, jadi mengapa?”
Timothy memperkirakan lebih banyak jutawan muda yang akan membuat pilihan ini, menolak properti demi bisa bepergian dan lebih banyak bepergian. “Saya mungkin hanya menghabiskan setengah tahun di London,” katanya.
Dan tidak seperti teman-temannya, dia cenderung tidak membeli barang-barang mewah.
“Saya orang yang sangat minimalis,” katanya. Satu contoh pembelian yang “mencolok” yang dia berikan adalah tiket pesawat kelas satu ke Bali untuknya dan mantan pacarnya. “Itu keren. Saya ingat berpikir: ‘Wah, ini gangster.’”
Jutawan muda itu menekankan bahwa kadang-kadang ada baiknya menolak cara tradisional dalam melakukan sesuatu.
“Menurut saya, ada hal yang lebih penting di sini, yaitu untuk memeriksa aturan yang Anda jalani dalam hidup. Anda harus memeriksanya dan berkata: ’Nah, mengapa saya harus melakukan ini? Mengapa saya harus memilih karier ini? Mengapa saya harus menginvestasikan uang saya dengan cara ini?” katanya.
“Kamu harus benar-benar mencermati peraturan tersebut, karena jika tidak, kamu akan terbangun di kemudian hari dan menyadari bahwa kamu telah menjalani hidup dengan peraturan orang lain.”