Harga Pangan Merangkak Naik Jelang Idul Adha, Ini Hal Ditakutkan Sri Mulyani
Harga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Harga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
- Sri Mulyani soal Ekonomi Deflasi Lima Bulan Berturut-turut: Ini Karena Penurunan Harga Pangan
- Sri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik
- Jelang Bulan Ramadan, Jokowi Ingin Masyarakat Beribadah Tenang
- Sri Mulyani Mulai Waspadai Harga Beras Naik 7,7 Persen dari Awal Tahun, Ada Apa?
Harga Pangan Merangkak Naik Jelang Idul Adha, Ini Hal Ditakutkan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat adanya kenaikan harga pangan menjelang peringatan Idul Adha.
Dia pun mewaspadai kondisi ini menimbulkan inflasi.
"Dari sisi domestik kita mewaspadai karena harga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (27/5).
Dia menjelaskan ada sejumlah harga komoditas pangan yang naik sejak Idul Fitri.
Misalnya, bawang merah yang naik 29,9 persen, telur ayam naik 8,1 persen, daging ayam naik 6,5 persen, dan bawang putih mengalami kenaikan 12,9 persen.
"Gula pasir naik 6,1 persen, minyak goreng 5,4 persen dan daging sapi 0,2 persen," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, harga cabai rawit mengalami penurunan 43,6 persen dan cabai merah turun 15,2 persen. Selanjutnya, kenaikan harga beras juga disebut lebih rendah dari sebelumnya.
"Kalau kita lihat harga beras yang kemarin sempat menjadi sorotan sudah cenderung mengalami penurunan kalau dilihat year to date-nya adalah kenaikannya 2,6 persen," tuturnya.
"Ini adalah upaya pemerintah untuk si satu sisi mencoba menjaga daya beli dari sisi stabilitas harga namun tekanan dari beberapa bahan makanan perlu kita waspadai. Dan ini tentu akan mempengaruhi dari sisi konsumsi rumah tangga," imbuhnya.
Kenaikan harga pangan ini, kata Sri Mulyani, dikhawatirkan akan berdampak pada daya beli masyarakat.
Kontribusi pangan ke Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index turun menjadi 9,6 persen, meski masih dibayangi oleh kenaikan harga pangan.
"Kalau kita lihat CPI sendiri adalah di 3,0 (persen), core inflation yang itu diperhatikan oleh Bank Indonesia 1,82 (persen), administered price karena itu tidak ada perubahan dari sisi policy harga, ada di level rendah 1,54 (persen)," urai Bendahara Negara.