Jelang keputusan BI Rate, Rupiah melemah di level Rp 13.867/USD
Nilai tukar diprediksi bergerak direntang Rp 13.857 per USD hingga Rp 13.867 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (14/1). Rupiah dibuka melemah 32 poin ke level Rp 13.867 per USD dibanding perdagangan hari sebelumnya Rp 13.835 per USD.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar diprediksi bergerak direntang Rp 13.857 per USD hingga Rp 13.867 per USD.
-
Apa penghargaan yang diraih oleh BRI? Berkomitmen tinggi pada penerapan keuangan berkelanjutan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil meraih penghargaan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) Award 2023 yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memprediksi Rupiah akan bergerak menguat di perdagangan hari ini. Membaiknya data ekonomi China berhasil membuat USD melemah terhadap mata uang dunia khususnya di negara berkembang seperti USDCNY,USDIDR, serta USDCAD. Namun, penguatan beberapa mata uang dunia terhadap USD juga merupakan faktor kebijakan pemerintahan dalam negara itu sendiri untuk menstabilkan mata uangnya.
Seperti pemerintahan Indonesia yang mengeluarkan satu kebijakan yang membuat pelaku pasar optimis terhadap penguatan Rupiah. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam membantu BI dalam mengendalikan kurs.
Salah satu upaya adalah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 123 tahun 2015 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia.
"Dalam hal ini intinya ialah pemerintah memangkas pajak deposito yang bersumber dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam USD dan Rupiah yang ditempatkan di perbankan nasional," ujarnya dalam riset harian.
Jelang rilisnya data-data ekonomi Indonesia, Reza memperkirakan laju rupiah akan berada di Support 13.850 dan Resisten 13.773. Diharapkan pelemahan yang terjadi pada Rupiah tidak berlanjut sehingga masih memungkinkan untuk kembali menguat.
"Tetapi, juga perlu diwaspadai jika nantinya hasil dari RDG BI tidak sesuai dengan ekspektasi pasar sehingga dapat kembali melemahkan laju Rupiah. Tetap perhatikan sentimen yang ada," jelas dia.
(mdk/idr)