Jerat Utang di Balik Kemudahan Paylater
Tingginya gaya hidup dan perilaku konsumtif menjadi penyebab anak muda terjerat pinjol.
Tingginya gaya hidup dan perilaku konsumtif menjadi penyebab anak muda terjerat pinjol.
Jerat Utang di Balik Kemudahan Paylater
Pinjaman Online atau yang disebut pinjol saat ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Bukan hanya di kalangan pekerja, tetapi pada generasi muda menjadi pengguna pinjol untuk memenuhi keinginan mereka.
- Pria ini Jual Layang-Layang Rp10.000, Tapi Bisa Raup Untung Rp4 Juta per Minggu
- Gagal Berkali-kali, Pemuda 27 Tahun Ini Sukses Budi Daya Jamur dengan Penghasilan Rp30 Juta per Bulan
- Pernah Jadi Kondektur Hingga Sopir Angkot, Pria Ini Kini Jadi Pengusaha dan Menteri
- Perjuangan Anak Tukang Sayur Hingga Miliki 19 Gerai Minuman di Usia 31 Tahun
Generasi muda atau generasi milenial saat ini sangat adaptif terhadap teknologi.
Ini lah yang menjadi awal mereka melakukan pinjaman online, di mana sebagian besar iklan pinjol dilakukan melalui media online.
Perilaku konsumtif membuat para generasi muda mencari cara mudah untuk mendapatkan uang. Mirisnya, pinjaman ini digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup dan gengsi.
Pinjaman rata-rata pada usia dibawah 19 tahun mencapai Rp2,3 juta dan pinjaman dengan rentan usia 20-32 tahun mencapai Rp2,5 juta dengan pendapatan yang dimiliki kisaran Rp2 juta.
Peneliti Center of digital Economy and SMEs INDEF, Izzudin Al Farras mengatakan, dari data yang dilaporkan mayoritas pengguna pinjol merupakan lulusan tamatan SMA dengan penghasilan Rp1 juta sampai Rp5 juta.
Pada tahun 2023 terjadi peningkatan perilaku konsumtif, sekitar 64% pinjaman online disalurkan pada kebutuhan konsumtif.
Pinjaman yang dilakukan oleh generasi muda dilakukan untuk pemuasan keinginan mereka seperti pembelian tiket konser, pembelian gadget terbaru, melakukan liburan dan lain sebagainya.
Lifestyle juga menjadi pengaruh generasi muda melakukan pinjaman online, di mana mereka mengutamakan Lifestyle mereka, untuk memenuhi lifestyle mereka mereka melakukan pembelian dengan pay letter.
Pay letter sendiri merupakan transaksi pembelian dimana pembelian dapat dilakukan sekarang dengan pembayaran dilakukan nanti.
"Kurangnya literasi keuangan pada generasi muda menjadi pemicu generasi muda melakukan pinjaman online," ujar Farras di Jakarta, Senin (11/9).
Literasi keuangan menjadi penting agar generasi muda dapat mampu mengelola keuangan, sehingga mereka dapat menentukan keuangan mereka digunakan untuk memenuhi kebutuhan daripada pemenuhan keinginan.
Merdeka.com