Jero Wacik: Naikkan harga BBM, program SBY sejak 2004
Jero Wacik mengaku, pemerintah serba salah salam pengelolaan anggaran subsidi BBM.
Setelah Menko Perekonomian Chairul Tanjung, giliran Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menegaskan sikap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Naikkan harga BBM, karena itu program menaikkan BBM itu menjadi program SBY sejak 2004. Tapi kan kemarin dipolemikkan, buktinya sudah 4 kali. Sekarang pak SBY sulit, timing tidak mungkin," ujar Jero Wacik di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/9).
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
-
Siapa Eko Prawoto? Dilansir dari Wikipedia, Eko Prawoto merupakan seorang arsitek legendaris dari Indonesia. Pria kelahiran Purworejo, Agustus 1958 itu menerjuni dunia arsitektur sejak menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977.
-
Kenapa Sidik Eduard jualan cilok? 1 Sidik nekat jualan cilok gara-gara lagi sepi job syuting. Biar bisa ngebiayain keluarga, dia rela jualan cilok di pinggir jalan. Dulu, dia udah nyoba jualan basreng tapi nggak berhasil.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pertemuan antara Emtek Group dan Bank BPD Bali mengenai Pungutan Wisatawan Asing? Pada kesempatan itu, Steve didampingi oleh Sinta Nasution (Vice President Of Sales Kapanlagi Youniverse) dan Rofiqi Hasan (Perwakilan Emtek wilayah Bali). Mereka diterima langsung oleh Dirut BPD, I Nyoman Sudharma yang didampingi oleh Direktur Kepatuhan I Wayan Sutela Negara.
-
Apa bentuk nisan makam Kyai Jatikusumo? Dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia, bentuk nisan makam Kyai Jatikusumo merujuk era akhir 1400-an hingga 1500-an pertengahan. Makamnya berbentuk bangun persegi dengan bahu yang tinggi hingga mendekati mustaka atau kepala nisan.
-
Apa yang menonjol dalam karya Eko Prawoto? Dalam karyanya, Eko selalu menonjolkan lokalitas Nusantara yang memihak pada kemanusiaan dan hunian hijau.
Diakuinya, porsi anggaran subsidi energi yang mencapai Rp 300 triliun terlalu tinggi. Padahal, anggaran subsidi energi, BBM dan listrik sebenarnya dapat digunakan untuk sektor lainnya yang lebih produktif.
"Tetapi menurunkan subsidi tidak mudah. Subsidi jatuh ke tangan yang kurang berhak, punya mobil masih beli Premium sehingga pengendalian ini juga tidak mudah," kata dia.
Jero Wacik menuturkan, kebijakan pemerintah dalam pengelolaan subsidi BBM serba salah. Pembatasan BBM bersubsidi yang dilakukan beberapa waktu lalu menimbulkan pro kontra.
"Kalau mau cari salah ya salah semua, jadi memang menurut saya yang paling mudah tidak terjadi antrean ya naikkan BBM," ucap dia.
"Naikkan BBM, terangkan pada rakyat, apa boleh buat, harus seperti itu," tambahnya.
Namun pemerintah belum menutup kemungkinan menaikkan harga BBM jika keputusan itu diambil oleh presiden terpilih Joko Widodo. Hanya saja, kata dia, perhitungannya masih dikaji dan disesuaikan dengan kemampuan rakyat.
"Naik bertahap, sedang dihitung, dikoordinasikan dengan menko, berapa yang daya beli masyarakat kecil-mampu, kalau listrik naik, gas naik, kasihan," ucap dia.
Dia enggan memberikan masukan kepada pemerintahan yang baru mengenai pengelolaan BBM. Jero Wacik hanya menegaskan dukungannya pada program pemerintahan yang baru.
"Kami tidak mengusulkan apa-apa, kita kawal sampai Oktober sampai kita lihat. Kalau mau tidak pakai premium ya itu tidak jebol, kampanye suruh beli pertamax," kata dia.
(mdk/noe)