Jika PSBB Diperketat, Ekonomi RI Kuartal II Dinilai Hanya Bisa Tumbuh 2 Persen
Lonjakan kasus aktif Covid-19 di Indonesia tercatat terus mengalami peningkatan pasca Idulfitri 2021. Hal ini membuat pemerintah kembali menarik rem darurat untuk menekan penyebaran virus asal China tersebut.
Lonjakan kasus aktif Covid-19 di Indonesia tercatat terus mengalami peningkatan pasca Idulfitri 2021. Hal ini membuat pemerintah kembali menarik rem darurat untuk menekan penyebaran virus asal China tersebut.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, jika pemerintah balik berlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat, maka akan mengalami pelemahan konsumsi rumah tangga yang tajam. Imbasnya ekonomi domestik kuartal II-2021 tidak bisa tumbuh dari target yang diinginkan pemerintah.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Kenapa target pertumbuhan ekonomi ini penting bagi Prabowo-Gibran? Target tersebut tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2025. Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
"Jika pemerintah balik PSBB ketat maka proyeksi di kuartal ke II tahun 2021 maksimal tumbuh 2-4 persen tidak setinggi proyeksi pemerintah yang 8 persen itu," kata Bima saat dihubungi merdeka.com, Minggu (20/6).
Bima memahami, lebaran seakan jadi momen pemulihan daya beli, tapi karena risiko kesehatan naik maka faktor musiman lebaran jadi tidak banyak membantu. Karenanya pertumbuhan ekonomi domestik periode April - Juni 2021 masih jauh dari harapan.
Sementara kuartal III dengan asumsi kondisi Covid-19 masih sama, maka proyeksi pertumbuhan juga berisiko negatif. Pelaku usaha pun harus mewaspadai kontraksi tajam dari sekarang.
Menurut Bima, kuartal III situasinya akan makin kompleks karena mulai naiknya tekanan dari eksternal yakni normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS. Rupiah cenderung melemah. Sementara harga minyak dunia yang naik memicu penyesuaian harga bbm non subsidi dan tarif listrik.
Selain itu kuartal III tidak ada momen kenaikan konsumsi, beda dengan kuartal ke II yang bertepatan dengan lebaran dimana konsumsi biasanya lebih tinggi dari periode lain. "Masyarakat dan pengusaha harus jaga cashflow dan dana darurat. Optimisme perlu diganti dengan taktik yang realistis," jelas dia.
Lebih jauh Bima melihat sampai akhir tahun ekonomi Indonesia masih minus pertumbuhannya. Bahkan kemungkinan terburuknya bakal terjadi gelombang penutupan usaha. "Saya proyeksikan akan terdapat gelombang penutupan usaha dan penundaan pembayaran utang perusahaan transportasi yang naik signifikan tahun ini.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 12.990 dari data Kamis (17/6) yang tercatat masih 1.950.276 orang. Sehingga total kumulatif kasus yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu menjadi 1.963.266 orang.
Temuan 12.990 kasus Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 132.215 spesimen dari 73.805 orang. Penambahan 12.990 kasus positif Covid-19 disumbang 31 dari 34 provinsi di Indonesia. Namun, lima provinsi mengontribusi kasus positif Covid-19 tertinggi yakni DKI Jakarta 4.737, Jawa Barat 2.791, Jawa Tengah 1.331, Jawa Timur 731 dan DI Yogyakarta 592.
Selain kasus positif, kasus kematian akibat Covid-19 juga meningkat yakni sebanyak 290 dari data kemarin hanya 53.753. Total kasus kematian Covid-19 di Tanah Air kini menembus 54.043 orang.
(mdk/azz)