JK analogikan sistem keuangan seperti peredaran darah
JK menilai, sirkulasi darah harus berjalan normal agar manusia sehat, begitu pula dengan negara.
Wakil Presiden sekaligus Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, menganalogikan sistem keuangan sebagai darah yang mengalir di tubuh manusia. JK mengatakan, suatu negara bisa bergerak apabila sistem keuangannya bergerak dengan baik.
"Saya ini masih Ketua PMI, sering bergaul dengan darah. Sering saya padankan antara keuangan itu dengan darah, persis sama. Tubuh kita dialiri darah, sama dengan negeri ini, sama dengan perusahaan bergerak karena keuangan," tutur JK di komplek Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (16/1).
JK menilai, sirkulasi darah harus berjalan normal agar manusia sehat, begitu pula dengan negara. Sistem keuangan suatu negara harus berjalan dengan normal agar negara tersebut bisa tumbuh dan berkembang.
"Kalau darah begitu tinggi, sulit bergeraknya. Sama dengan kalau ekonomi lagi panas, susah bergerak negara. Kalau kerendahan (tekanan darah) juga bahaya. Keuangan juga kalau kerendahan bahaya. Darah juga kalau ketinggian atau kerendahan, pusing kita," ucap JK.
Baca juga:
JK ungkap cuma butuh dua kali rapat untuk turunkan harga BBM
JK: Ada yang berpikir mau impeach pemerintah
JK: Saya selalu protes agar BI rate turun
JK tutupi isi pertemuan Jokowi dan KPK di Istana semalam
JK terkejut dengar berita Kabareskrim Komjen Suhardi Alius dicopot
Ahok cerita ke Jokowi, ingin JK jadi ketua panitia Asian Games 2018
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
-
Apa yang dikritik oleh Jusuf Kalla terkait hukuman pidana dalam kesalahan strategi bisnis? Pasalnya, ada berbagai faktor yang menentukan kerugian dalam korporasi, bukan hanya semata-mata kesalahan strategi. "Direksi boleh mengambil keputusan karena korporasi ada tiga bagian, yakni direksi, komisaris dan pemegang saham. Sepanjang direksi diketahui dan disetujui oleh dua organ lainnya maka itu bukan pidana jika melihat dari sisi hukum korporasi atau perseroan terbatas," kata Dosen Hukum Universitas Indonesia Fully Handayani Ridwan dalam keterangannya, Rabu (22/5).
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
-
Siapa yang Jusuf Kalla kritik terkait hukuman pidana dalam kesalahan strategi bisnis? Pasalnya, ada berbagai faktor yang menentukan kerugian dalam korporasi, bukan hanya semata-mata kesalahan strategi. "Direksi boleh mengambil keputusan karena korporasi ada tiga bagian, yakni direksi, komisaris dan pemegang saham. Sepanjang direksi diketahui dan disetujui oleh dua organ lainnya maka itu bukan pidana jika melihat dari sisi hukum korporasi atau perseroan terbatas," kata Dosen Hukum Universitas Indonesia Fully Handayani Ridwan dalam keterangannya, Rabu (22/5).
-
Apa yang diungkapkan Jusuf Kalla mengenai pembelian alutsista bekas? Pemerintah membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dengan harga murah bukan terjadi saat ini saja. Hal tersebut dinungkapkan langsung Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) yang pernah berpasangan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Pemerintah Beli Alutsista Bekas Umur 25 Tahun Harganya Rp1 Triliun kata JK dikutip dari Antara, Kamis (11/1) "Saya kira pemerintah 'kan tidak satu kali ini beli bekas (alutsista bekas), tetapi selalu murah. Murah sekali barang bekas itu sebetulnya, apalagi kalau sudah tua,"