Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi 2,97 Persen Kuartal I Relatif Baik Dibanding Negara Lain
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menilai kinerja ekonomi negara Indonesia relatif masih baik walaupun turun lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kuartal IV 2019 tumbuh 4,97 persen.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menilai kinerja ekonomi negara Indonesia relatif masih baik walaupun turun lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kuartal IV 2019 tumbuh 4,97 persen.
"Walaupun hanya tumbuh 2,97 persen tapi dibandingkan dengan negara lain yang telah merilis angka PE-nya, kinerja ekonomi negara kita relatif masih baik," kata Presiden Jokowi saat membuka Pagu Indikatif RAPBN Tahun Anggaran 2021 melalui siaran telekonferensi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (6/5).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Bagaimana cara kerja virus? Cara kerja virus adalah sebagai berikut:Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.Materi genetik virus mengambil alih fungsi sel inang dan membuat sel inang menjadi pabrik virus. Sel inang akan menghasilkan ribuan salinan virus baru dengan menggunakan bahan-bahan dari sel inang itu sendiri.Virus baru keluar dari sel inang dengan cara lisis (membuat sel pecah) atau budding (membuat kantung-kantung kecil di permukaan sel). Virus baru kemudian siap untuk menginfeksi sel-sel lain.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Dia menjelaskan Indonesia masih relatif masih baik lantaran menjadi pada beberapa negara yang alami pertumbuhan negatif. Seperti China yang turun dari 6 persen menjadi -6,8 persen.
"Artinya, ini YoY deltanya 12,8 persen. Prancis deltanya 6,25 persen. Minus. Hongkong delta 5,9 persen, Spanyol delta 5,88 persen. Italia delta 4,95 persen tumbuh negatif," ungkap Presiden Jokowi.
Kemenkeu Catat Pelemahan Pertumbuhan Akibat Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Turun
Sebelumnya, Kementerian Keuangan menyatakan dampak Covid-19 mewarnai perekonomian Indonesia di triwulan I-2020 yang hanya mampu tumbuh sebesar 2,97 persen (year on year). Meski berdampak lebih cepat dari perkiraan, tingkat pertumbuhan Indonesia ini masih relatif lebih baik dibandingkan Amerika Serikat (0,3 persen), Korea Selatan (1,3 persen), Uni Eropa (-3,3 persen), Singapura (-2,2 persen), Tiongkok (-6,8 persen), dan Hong Kong (-8,9 persen). Namun demikian, tingkat pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan Vietnam (3,8 persen).
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang merosot ke 2,84 persen dan investasi yang hanya tumbuh 1,70 persen. Sementara itu, konsumsi Pemerintah masih tumbuh sebesar 3,74 persen, ekspor tumbuh sebesar 0,24 persen ketika impor kontraksi sebesar -2,19 persen.
Merosotnya konsumsi rumah tangga disebabkan oleh Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Peningkatan konsumsi kesehatan, pendidikan, perumahan, serta perlengkapan rumah tangga, ternyata tidak mampu mengimbangi penurunan konsumsi pakaian, alas kaki, jasa perawatan serta transportasi dan komunikasi.
Dalam kondisi pembatasan aktivitas, masyarakat mengurangi konsumsi barang-barang kebutuhan nonpokok. Sinyal pelemahan konsumsi ini juga terlihat pada menurunnya indeks keyakinan konsumen dan penjualan eceran pada Maret 2020 sebesar -5,4 persen (yoy).
Kinerja investasi menurun, terutama pada komponen mesin, perlengkapan, dan investasi bangunan. Penurunan kinerja investasi juga terlihat pada penjualan mobil niaga (kontraksi -14,7 persen) serta kredit perbankan. Tumbuhnya investasi didukung oleh kinerja investasi langsung (8,0 persen), khususnya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Sedangkan belanja modal Pemerintah Pusat naik ke 32,1 persen (tahun lalu -6,7 persen). Pertumbuhan konsumsi Pemerintah Pusat didorong oleh peningkatan belanja bantuan bantuan sosial. Realisasi bantuan sosial tumbuh hingga 27,6 persen (yoy), utamanya disebabkan kenaikan tarif 2020 PBI-JKN dan penarikan iuran PBI sampai dengan bulan Mei.
Kontraksi terjadi pada konsumsi Pemerintah Daerah dan belanja pegawai masing-masing karena turunnya dana bagi hasil dari Pemerintah Pusat serta program reformasi birokrasi.
Pertumbuhan ekspor bersih didukung oleh pertumbuhan positif ekspor barang nonmigas. Kinerja ekspor tertahan oleh penurunan jumlah kunjungan wisatawan yang menjadi sumber ekspor jasa nasional.
Di sisi lain, impor nasional mengalami kontraksi seiring dengan pertumbuhan negatif komponen impor impor Bahan Baku dan Penolong (-2,8 persen) dan Barang Modal (-13,1 persen) yang masing-masing kontribusinya 75,8 persen dan 15,0 persen terhadap total impor barang. Meskipun hal ini memberikan kontribusi terhadap neraca perdagangan yang surplus sebesar USD2,61 miliar, pelemahan impor berdampak negatif terhadap aktivitas di sektor produksi khususnya di sektor manufaktur.
Di sisi produksi, hampir seluruh sektor menunjukkan penurunan kinerja, kecuali sektor infokom yang tumbuh tinggi 9,81 persen. Industri pengolahan tumbuh melambat 2,06 persen seiring indikator PMI manufaktur yang mencatat penurunan terendah pada April 2020 (27,5). Sektor perdagangan tumbuh melambat ke 1,60 persen, konstruksi 2,90 persen, sementara pertanian 0,02 persen.
Penurunan harga komoditas global termasuk batubara dan minyak sawit mentah (CPO) menyebabkan sektor pertambangan dan penggalian tumbuh hanya 0,43 persen. Kinerja sektor jasa logistik barang di pelabuhan turut menurun diiringi sektor transportasi dan pergudangan (1,27 persen) serta akomodasi, makanan dan minuman (1,95 persen).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, menyampaikan bahwa pemerintah akan terus menyiapkan berbagai skenario dampak dari pandemi COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi. Dikatakannya, setiap data baru akan digunakan untuk memutakhirkan asesmen Pemerintah terhadap kondisi perekonomian riil dan sosial masyarakat. Tujuannya agar Pemerintah dapat memformulasikan langkah antisipasi secara cepat dan tepat.
Menurut Febrio, penurunan kinerja konsumsi yang tajam di kuartal pertama 2020 ini memperkuat urgensi percepatan penyaluran bantuan sosial di kuartal kedua. Sementara di sisi produksi, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM menjadi sangat kritikal dan perlu dilaksanakan secepatnya. "Dengan bantalan pada kedua sisi ini, pemerintah berharap membantu meringankan tekanan terhadap rumah tangga dan pelaku usaha, terutama Ultra Mikro dan UMKM," ungkap Febrio.
(mdk/bim)