JSS gagal sebab Dahlan belum bertemu Tommy Winata?
Dahlan menegaskan, BUMN tidak dalam posisi merebut proyek JSS.
Pemerintah telah menyatakan, megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) batal dibangun tahun depan. Dengan kata lain, itu tidak sesuai dengan harapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menginginkan JSS dibangun di akhir masa jabatannya.
Belum rampungnya studi kelaikan atau feasibility study menjadi faktor utama batalnya groundbreaking megaproyek ini tahun depan. Namun, Menko Perekonomian Hatta Rajasa tidak menyebutkan akar persoalan belum rampungnya FS JSS.
-
Apa yang ditemukan warga Dusun Kelor di bawah jembatan? Warga Dusun Kelor, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Sleman, dikejutkan dengan penemuan potongan tubuh manusia di bawah sebuah jembatan pada Rabu malam (12/7).
-
Di mana Jembatan Semanggi berada? Jembatan Semanggi dan Cita-cita Soekarno Angkat Jati Diri Negara Merujuk buku “Jakarta: Sejarah 400 Tahun” karya Susan Blackburn, dikatakan bahwa sebenarnya pembangunan Jakarta sudah mulai terasa sejak era kolonial.
-
Kapan Jembatan Parhitean diresmikan? Saat jembatan ini rampung dikerjakan pasca Kemerdekaan, bangunan ini akhirnya diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Drs. Mohammad Hatta pada tahun 1950 yang didampingi oleh Gubernur Sumatera, TM Hassan.
-
Kapan Jembatan Kaca Berendeng diresmikan? Jembatan ini mulanya diresmikan pada 4 Februari 2018 lalu, untuk mengakomodasi pemenuhan infrastruktur publik di sana.
-
Kapan Jembatan Semanggi dibangun? Merujuk esi.kemdikbud.go.id, jembatan ini pertama kali dibangun pada 1961 dan dipimpin oleh arsitek Ir. Soetami yang ketika itu menjabat sebagai menteri pekerjaan umum.
-
Apa itu Jembatan Selokromo? Jembatan Selokromo yang berada di Desa Selokromo, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Jembatan ini dibangun di atas Sungai Begaluh yang merupakan anak dari Sungai Serayu yang debit airnya lumayan besar.
Padahal, pemerintah awalnya sudah meminta konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) di bawah komando Tommy Winata, agar menggandeng konsorsium BUMN di bawah komando Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Dahlan pun angkat bicara soal batalnya groundbreaking JSS. Dia menegaskan, belum rampungnya studi kelaikan bukan lantaran ada konflik kepentingan di balik proyek yang disebut-sebut membutuhkan investasi lebih dari Rp 100 triliun itu. Pihaknya juga tidak ingin disalahkan jika proyek ini gagal dilaksanakan sesuai instruksi SBY.
Terlebih, kata dia, BUMN tidak mengajukan diri untuk mendapatkan proyek itu. Konsorsium BUMN hanya dalam posisi menunggu penugasan dari pemerintah.
"Jadi kami ini bukan mengajukan diri, bukan menawarkan diri, bukan merebut, jadi enggak akan ada konflik karena posisi konsorsium BUMN tidak dalam posisi mencari proyek, tidak. Jadi konsorsium BUMN itu menunggu ada penugasan atau tidak. Kalau ada penugasan dilaksanakan, kalau tidak ada penugasan juga tidak akan minta penugasan," tegas Dahlan di Jakarta, Rabu (13/11) malam.
Wajar saja jika studi kelaikan belum rampung. Sebab, menurut pengakuan Dahlan, hingga saat ini, pihak BUMN belum melakukan pembicaraan dengan PT. GBLS.
"Belum. karena penugasannya belum ada kok," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menyampaikan instruksinya agar megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) mulai dibangun sebelum atau pada 2014, sebelum SBY lengser dari tampuk kekuasaan.
Sepertinya mimpi SBY itu harus dikubur dalam-dalam. Sebab pada kenyataannya, jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera ini dipastikan tak akan bisa dibangun di akhir masa jabatan SBY.
Masalah utamanya, studi kelaikan atau feasibility study (FS) yang tak juga rampung. Pemerintah enggan membuka alasan keputusan menunjuk pelaksana FS yang tak juga dilakukan.
"(JSS) enggak akan bisa groundbreaking di 2014 karena FS meleset. Saya enggak perlu cerita kenapanya," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Rabu (13/11).
Sampai sekarang, tim 7 bentukan Kemenko Perekonomian tak juga menegaskan pihak pelaksana FS. Hatta sempat memastikan pihak swasta yang dikomandoi PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) wajib menggandeng konsorsium Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) untuk pelaksanaan studi kelaikan JSS.
Tapi karena keputusan tak juga dicapai jelang akhir tahun, kemungkinan FS baru bisa dijalankan tahun depan. "Diselesaikan di 2014 ini FS-nya," kata Hatta.
Pemerintah berharap konglomerat Tommy Winata yang menguasai PT GBLS tak menggarap sendiri studi kelayakan JSS. Biaya dan teknis FS harus ditanggung bersama BUMN.
(mdk/noe)