Juli, AP II Catat Penumpang Pesawat Meningkat Menjadi 55.000 per Hari
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan geliat penerbangan Indonesia perlahan mulai pulih pada pertengahan Juli ini. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya minat masyarakat melakukan perjalanan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan geliat penerbangan Indonesia perlahan mulai pulih pada pertengahan Juli ini. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya minat masyarakat melakukan perjalanan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Dia mencatat pada minggu kedua bulan ini terdapat keberangkatan sebanyak 55.000 penumpang per hari. Meningkat apabila dibandingkan bulan sebelumnya hanya sebanyak 35.000 penumpang per hari.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Di mana asal muasal pelat nomor D di Bandung? Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelat nomor D berasal dari tim pasukan Inggris berkode huruf D yang pernah menguasai daerah ibu kota Priangan.
-
Di mana Taman Balai Kota Bandung terletak? Taman Balai Kota Bandung sendiri sering dianggap sebagai taman tertua di Kota Bandung. Bahkan, kehadirannya sudah lebih dulu ada sebelum Bandung menjadi gemeente alias Kotapraja.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
"Pergerakan penumpang pun di Juni di angka sekitar 25.000 sampai 35.000 penumpang per hari. Sekarang sudah 50.000 sampai 55.000 pergerakan sehari," Awaluddin melalui diskusi online, Jakarta, Kamis (16/7).
Peningkatan pergerakan penumpang diikuti oleh jumlah penerbangan yang terus naik. Angkasa Pura II mencatat terdapat 700 pergerakan penerbangan pesawat di 19 bandara kelolaan.
"Juni kita lihat traffic sudah mulai recovery kembali. Juli sudah memasuki minggu kedua, traffic di Juli itu sudah tumbuh 35 persen sampai 50 persen dibanding ke Juni," jelasnya.
"Dibandara Angkasa Pura II kalau sebelumnya di Juni itu rata rata penerbangan itu 480 sampai 500 take off landing seluruh 19 bandara kita. Di bulan Juli sampai minggu petama sudah 700 pergerakan," sambung Awaluddin.
Pemulihan aktivitas tersebut, tidak lain dipicu oleh meningkatnya keyakinan dan kepatuhan masyarakat dalam melakukan perjalanan. Di mana, pada Mei 2020 pemerintah banyak mengeluarkan aturan terkait perjalanan menggunakan pesawat.
"Jadi kelihatan sekali Januari, Februari, Maret, April turun sekali dan puncaknya di Mei karena adanya berbagai aturan membatasi dan efektivitasnya sangat terlihat atas kepatuhan kita terhadap aturan saat ini," tandasnya.
Naik Pesawat Bakal Lebih Mahal dan Tak Semudah Sebelum Corona
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyebut bahwa naik pesawat ke depannya tidak akan semudah sebelum pandemi corona. Penumpang pesawat juga terbatas pada mereka yang masuk dalam klasifikasi tertentu.
"Tidak dapat dipungkiri naik pesawat itu (hanya) klasifikasi orang yang harus terbang," kata Irfan dalam Webinar Kementerian Perhubungan bertajuk 'Kolaborasi Merespon Dampak Pandemi Covid-19 dan Strategi Recovery pada Tatanan Kehidupan Normal Baru di Sektor Transportasi', Jakarta, Selasa (2/6).
Kemudahan yang selama ini dirasakan sebagai penumpang pesawat juga tak ada lagi. Proses untuk melakukan perjalanan dengan angkutan udara ini akan lebih sulit dan kompleks. Tak hanya itu, biaya perjalanan dengan pesawat akan lebih mahal dari biasanya. Bukan hanya soal harga tiket, melainkan prosedur yang diperlukan sebelum naik pesawat.
"Yang lebih penting mahal ini tidak lebih mahal daripada harga tiket pesawat itu sendiri," kata dia.
Irfan menyebut penerbangan menuju Bali akan diperketat. Informasi yang diterima Irfan, penumpang dengan tujuan Pulau Dewata itu harus menjalani PCR tes. Biaya untuk satu kali test berkisar Rp2,5 juta. Biaya tersebut tentunya kata Irfan lebih mahal daripada harga tiket pesawat yang hanya Rp1,5 juta.
"Itu jauh lebih mahal daripada biaya bepergian, khususnya lokasi yang berdekatan seperti Jakarta-Surabaya," kata dia.
Apalagi jika melakukan perjalanan selama 7 hari, PCR tes harus dilakukan sebanyak dua kali. Artinya, biaya hanta untuk PCR sudah Rp5 juta. "Sementara perjalanan bolak balik hanya 1,5 juta," sambung dia.
(mdk/bim)