Kadin: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Sangat Besar
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta Kamdani mengatakan, potensi pertumbuhan ekonomi digital didukung oleh peningkatan penetrasi smartphone atau telepon pintar di Indonesia.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam landscape ekonomi digital. Ekonomi digital Indonesia berpotensi tumbuh delapan kali lipat pada 2030.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta Kamdani mengatakan, potensi pertumbuhan ekonomi digital didukung oleh peningkatan penetrasi smartphone atau telepon pintar di Indonesia. Dia mencatat, penetrasi smartphone mengalami kenaikan sebesar 441 persen hanya dalam lima tahun.
-
Kenapa PANDI Meeting 2024 mengusung tema "Indonesia Berdaulat Digital"? PANDI sebagai Registri Nama Domain .id sangat memiliki perhatian terhadap upaya mewujudkan kedaulatan Indonesia, misalnya dalam konteks penatakelolaan .id sebagai demarkasi wilayah Indonesia di internet.
-
Siapa saja yang hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam forum bisnis? Tak hanya Mendag Zulkifli Hasan, ada juga sederet menteri lainnya yang ikut mendampingi Presiden dalam acara tersebut. Seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Ad Interim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar; Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Duta Besar RI untuk RRT Djauhari Oratmangun.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Dimana Forum Bisnis Indonesia-RRT digelar? Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok resmi digelar di China World Hotel, Beijing, RRT pada Senin (16/10/2023) lalu.
-
Siapa yang mendorong UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? Lewat program onboarding, para pelaku usaha mikro didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital melalui e-commerce, baik yang dikelola pemerintah, BUMN, maupun swasta.
-
Kapan debat cawapres tema ekonomi akan diadakan? Debat Cawapres akan digelar Jumat 22 Desember 2023.
"Potensi ekonomi digital sangat besar," katanya dalam Forum Ekonomi Merdeka, Senin (28/2).
Pemerintah menargetkan, sebanyak 30 juta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masuk dalam ekosistem digital pada 2024. Menurut Shinta, target ini dihadapkan banyak tantangan. Namun, harus tetap dikejar demi perbaikan struktur ekonomi nasional. Hingga saat ini, baru sekitar 15 persen dari pelaku UMKM yang memanfaatkan digital untuk bisnisnya.
Shinta menyebut, Indonesia adalah rumah bagi banyak startup. Berdasarkan data, jumlah startup di Indonesia terus meningkat. Pada 2017, jumlahnya masih 1.400. Sementara pada 2019 naik menjadi 2.200. Kondisi ini meningkatkan Indonesia sebagai negara ke lima dengan pertumbuhan startup tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada.
Di tengah peluang tersebut, penetrasi internet Indonesia terus meningkat. Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, penetrasi internet Indonesia pada Maret 2021 sebesar 76,8 persen atau mencapai 212 juta dengan estimasi total populasi 276 juta.
Bantuan Sektor Swasta
Di sisi lain, sektor swasta turut membantu perkembangan startup dan pertumbuhan supply chainnya. Dukungan tersebut terlihat mulai dari tahap pengembangan, research and development, proof of concept, transition to scale, scaling, sampai sustainable scale.
"Di sini kita melihat di setiap tahap itu swasta juga turut mendukung. Ini nilai tambah masing-masing stakeholder," ujarnya.
Terlepas dari potensi ekonomi dan pertumbuhan pesat landscape digital, Shinta menilai Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, kesenjangan infrastruktur dan akses digital yang signifikan. Terjadi disparitas mobile broadband yang sangat besar di seluruh pulau Indonesia.
Tantangan kedua, rendahnya kemampuan atau talenta digital. Berdasarkan hasil survei, 75 persen eksekutif perusahaan teknologi melaporkan bahwa sulit merekrut talenta teknologi lokal.
"Nah ini kita menemukan talenta teknologi lokal adalah perjuangan yang cukup besar," ujarnya.
Ketiga, kondisi geografis Indonesia sangat luas sehingga solusi masalah perkembangan digital bisa berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Terakhir, konsistensi peraturan yang berkaitan dengan data. Baik itu data security, data privacy, dan lain-lain.
(mdk/idr)