Kardus buatan Indonesia diekspor ke Australia dan Afrika
DAJK juga berencana mengekspor kardus buatan Indonesia hingga ke Arab Saudi.
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK) berencana menggunakan dana hasil IPO yang ditarget mencapai Rp 273,21-353,57 miliar untuk aksi ekspansi perseroan. Sebesar 60 persen dari dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dan 40 persen untuk belanja modal.
Presiden Direktur DAJK Andreas Chaiyadi Karwandi mengatakan, perseroan berencana mengembangkan sayap bisnisnya agar semakin dikenal di dunia internasional. Saat ini, perseroan baru melakukan ekspor ke Australia dan Afrika.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Paspampres dibentuk? Paspampres adalah salah satu dari Badan Pelaksana Pusat Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Kapan kejadian perampokan tersebut? Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan kejadian perampokan Jumat (19/1) dini hari, tepat di depan rumah korban di Jalan Rappocini Raya Makassar.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Kapan semut berevolusi? Lebih dari itu, semut berhasil melakukan semua ini tanpa adanya bentuk pemerintahan atau kepemimpinan langsung, tetapi mereka telah bertahan jauh lebih lama dan jauh lebih berhasil daripada spesies lain yang berevolusi sekitar 140 hingga 168 juta tahun yang lalu.
-
Bagaimana embun es itu muncul? Munculnya berdasarkan suhu,” kata Brent Sastro yang merupakan orang asli Dieng.
Perseroan berencana membuka kerja sama ekspor dengan Arab Saudi. Namun hingga saat ini permintaan ekspor ke Arab Saudi belum dapat dipenuhi akibat besarnya pangsa pasar dalam negeri.
"Untuk ekspansi kita harapkan dari dana IPO. Soal ekspor kita lakukan ke Australia dan Afrika, kita tidak fokus ke ekspor karena pasar dalam negeri masih banyak. Ke depan Arab. Dari Arab ada permintaan, tapi belum (digarap bisnisnya)," kata Andreas di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (19/11).
Andreas mengaku menjalin hubungan bisnis dengan mitra kerja perusahaan berdasarkan azas kepercayaan. "Kita dapatkan kepercayaan terus menerus dari klien kendati tidak ada kontrak," jelas Andreas.
Harga yang fluktuatif menjadi salah satu faktor perseroan belum memulai kerja sama bisnis menggunakan mekanisme kontrak. "Harga juga fluktuatif," tutup Andreas.