Badak Terkecil di Dunia Ternyata Ada Indonesia, Hobinya Jalan Kaki Jauh untuk Cari Pucuk Daun Muda
Kini, diperkirakan spesies badak terkecil di dunia ini kurang dari 100 ekor.
Saat ini hanya ada lima spesies badak di dunia yang masih eksis hingga sekarang. Dua di antaranya ada di Indonesia yakni Badak Sumatra dan Badak Jawa.
Mengutip Instagram @badak.indonesia, spesies badak terbesar di dunia ialah Badak India. Secara berturut-turut kemudian diikuti Badak Putih Afrika, Badak Hitam Afrika, Badak Jawa, dan terakhir yang paling kecil ialah Badak Sumatra.
Kondisi spesies-spesies badak yang masih eksis hingga sekarang juga tak sepenuhnya baik-baik saja. Pada tahun 2015, Badak Sumatra di Malaysia telah dinyatakan punah di alam liarnya.
Ciri Khas
Sejak dulu mamalia darat terbesar setelah gajah ini telah menjelajahi perbukitan Pegunungan Himalaya di Bhutan dan India bagian timur, Semenanjung Malaya, hutan tropis Myanmar dan Thailand, Pulau Sumatra, Kalimantan serta kemungkinan terdapat di Kamboja, Vietnam dan Laos (Foose dan Strien, 1997).
Sayangnya, saat ini Badak Sumatra hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Ekosistem Leuser, Taman Nasional Way Kambas, dan Kutai Kalimantan.
Badak Sumatra memiliki dua cula dan telinga yang besar. Kulitnya berwarna coklat keabu-abuan atau kemerah-merahan, di mana sebagian besarnya ditutupi oleh rambut dan kerut di sekitar matanya.
Tinggi Badak Sumatra jika diukur dari telapak kaki hingga bahu berkisar antara 120-135 centimeter, panjang dari mulut sampai pangkal ekor antara 240-270 centimeter. Selain itu, Badak Sumatra memiliki rata-rata berat 900 kilogram dengan tubuh pendek dan tegak serta kepala dengan bentuk tidak begitu lonjong.
Kebiasaan
Sehari-hari, Badak Sumatra biasa berjalan jauh untuk mencari makan berupa pucuk-pucuk daun muda. Kebiasaan Badak Sumatra memakan pucuk daun muda ini mendukung regenerasi hutan dengan tumbuhnya pucuk-pucuk daun baru.
Mengutip situs tfcasumatera.org, hewan yang sangat suka berkubang ini juga menjadi agen penyebar benih dan membawa biji-biji hutan yang melekat ditubuhnya. Kemampuannya berjalan dengan jarak berkilo-kilo meter sangat bermanfaat menyemaikan benih-benih di lantai-lantai hutan sebagai media tumbuh yang menguntungkan bagi benih.
Aktivitas Badak Sumatra berjalan jauh juga membuka jalan rintisan dari vegetasi tebal untuk satwa liar yang lainnya.
Kondisi Terkini
Badak Sumatra hidup dengan kisaran rentang habitat yang cukup luas, mulai dari rawa-rawa, dataran rendah hingga hutan pegunungan. Tempat hidup yang penting bagi badak adalah cukup pakan, air, tempat berteduh dan hutan lebat.
Mengutip situs digilib.unila.ac.id, pada cuaca yang cerah Badak Sumatra sering turun ke dataran rendah untuk mencari tempat kering. Sebaliknya, pada cuaca panas Badak Sumatra senang berada di hutan-hutan di atas bukit dekat air terjun dan senang makan di daerah hutan sekunder.
Tragisnya, badak bercula dua ini terus menghadapi ancaman kepunahan. Saat ini statusnya Critically Endangered (terancam kritis). Keberadaa Badak Sumatra di alam liar diperkirakan terus berkurang. Beberapa sumber mengatakan bahwa saat ini estimasi populasi badak Sumatra kurang dari 100 individu.