Kekuatan dana asing kuasai pasar saham dan surat utang Indonesia
Salah satu penyebabnya, pemahaman dan akses sistem keuangan masyarakat Indonesia masih rendah.
Menjelang pasar bebas ASEAN yang bakal diberlakukan akhir 2015, sektor keuangan Indonesia dinilai masih kalah bersaing dibanding negara lain.
Anggota Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kusumaningtuti Soetiono mengatakan, literasi atau pemahaman masyarakat terhadap sistem keuangan masih rendah atau berada di level 21,8 persen (November 2013).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa yang dimaksud dengan Reksa Dana Pasar Uang? Reksa Dana Pasar Uang adalah produk investasi dengan portofolio instrumen aset jangka pendek, bertujuan menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risiko rendah-sedang dengan return rata-rata 3% - 4% pa dalam tenor 1-2 tahun.
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Apa itu bursa karbon? Bursa karbon adalah pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon.
Sementara tingkat inklusi atau akses masyarakat terhadap sistem keuangan baru mencapai 59,7 persen di tahun sama. Rendahnya akses keuangan bisa terlihat dari tingkat tabungan masyarakat Indonesia. OJK menargetkan, tingkat literasi dan inklusi keuangan bisa naik 2 persen setiap tahun mulai 2016.
"Saving (tabungan) kita juga rendah hanya 30 persen, paling rendah di ASEAN. Kompetitif kita dengan negara lain kalah, makanya kalau ada kebutuhan, kita masih bergantung pada asing," ujarnya di Kampus Perbanas, Jakarta, Kamis (3/9).
Rendahnya pemahaman akan sistem keuangan membuat pasar saham dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) dikuasai investor asing. Kondisi ini menimbulkan risiko besar dana asing keluar saat ekonomi global bergejolak.
"Sekitar 63 persen saham kita dimiliki asing, SBN 37 persen dimiliki asing, when asing sell, domestik sell, when asing buy, domestik buy, sangat berpengaruh," ungkapnya.
Jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia masih sangat minim hanya 400.000-500.000 investor. Lebih rendah dari Filipina 558.000 investor, Thailand 1 juta investor, dan Malaysia 4,4 juta investor. Jumlah emiten pun dinilai statis di kisaran angka 480-500.
Sektor asuransi pun belum berkembang. Total aset industri asuransi hanya Rp 1,6 triliun.
"Ada 142 perusahaan asuransi, 270 multifinance company, 240 dana pensiun. Sementara aset total asuransi hanya Rp 1,6 triliun, jadi artinya masih kecil dibandingkan perbankan, pasar modal, dan IKNB," paparnya.
Meski begitu Kusumaningtuti optimistis sektor keuangan Indonesia mampu menghadapi pasar bebas ASEAN akhir tahun ini dan di 2020 untuk sektor perbankan.
"Kita butuh sentimen positif, jangan sampai sentimen negatif membuat orang wait and see tidak bergerak," tutupnya.
Baca juga:
Kenaikan harga barang di Indonesia tertinggi se-ASEAN
OJK prediksi gejolak ekonomi Indonesia berlanjut hingga 2016
Antisipasi penurunan kinerja, PGN minta stimulus pemerintah
Ketatnya aturan bank bikin masyarakat enggan jadi pengusaha
Ini penyebabnya leletnya penyerapan anggaran pemerintah versi FITRA