Kemenperin: Implementasi Industri 4.0 Buat RI Masuk 10 Negara Ekonomi Terbesar Dunia
Eko mengungkapkan, implementasi making Indonesia 4.0 akan mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Sehingga dapat mewujudkan asa Indonesia berada menjadi 10 negara ekonomi terbesar pada tahun 2030.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen mengakselerasi penerapan industri 4.0 di sektor manufaktur. Melalui program Making Indonesia 4.0, sektor industri dapat meningkatkan efisiensi produksi dan daya saingnya, sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko SA Cahyanyo mengatakan, penerapan Making Indonesia 4.0 juga berpeluang meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD 120 miliar pada 2025. Sebagaimana studi yang dilaporkan McKinsey.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Mengapa Kemenperin membangun PIDI 4.0? Tantangan ke depan tidak hanya cukup dengan menghasilkan SDM yang kompeten saja, namun SDM yang sudah tidak gagap dengan transformasi teknologi 4.0. PIDI 4.0 dapat menjadi jembatan untuk mengakselerasi transformasi tersebut.
-
Bagaimana AI diharapkan berkontribusi pada ekonomi Indonesia di masa depan? Dari jumlah tersebut, sekitar USD 1 triliun diharapkan berasal dari negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Indonesia juga diperkirakan akan menyumbangkan sekitar USD 366 miliar atau setara dengan Rp5.765 triliun.
"Melalui penerapan Making Indonesia 4.0, Indonesia juga berpotensi meningkatkan nilai tambah PDB hingga USD 120 miliar pada 2025. Seperti studi McKinsey," ujar dia dalam Webinar Insan Bisnis dan Industri Manufaktur Indonesia (IBIMA), Jumat (20/11).
Eko mengungkapkan, implementasi making Indonesia 4.0 akan mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Sehingga dapat mewujudkan asa Indonesia berada menjadi 10 negara ekonomi terbesar pada tahun 2030.
"Bahkan, implementasi Making Indonesia 4.0 akan membuka peluang 20 juta lapangan kerja dengan keahlian baru di sektor industri dan jasa pendukung industri pada 2030 mendatang," imbuh dia.
Untuk itu, Kemenperin terus berupaya meningkatkan daya saing sektor industri melalui penerapan teknologi terbarukan dan peningkatan kompetensi SDM di tujuh sektor prioritas. Yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, kimia, elektronika, alat kesehatan dan farmasi.
"Pemanfaatan teknologi digital ini nantinya akan dimulai dari tahapan produksi hingga distribusi kepada konsumen. Hal tersebut sejalan dengan instruksi Presiden agar segera disusun program digitalisasi nasional," tutupnya.
Hadirkan Program Unggulan
Informasi saja, IBIMA saat ini hadir sebagai aggregator & integrator dan think tank bisnis serta industri dengan menghadirkan program-program unggulan untuk bisa memacu pengembangan SDM secara lebih luas termasuk karakter, values dan teknologi, sistem, proses & excellence operational dan hal lainnya. Ini kemudian diimplementasikan secara terpadu dan terintegrasi ke dalam sebuah skema yang mengkolaborasikan berbagai stakeholders dari academics, business, government, community, financing & media.
Kehadiran IBIMA dalam rangka upaya membantu ekonomi untuk bangkit dan tumbuh di tengah krisis, dan upaya recovery & rebuild secara mandiri, dengan mengoptimalkan seluruh local resources di Indonesia, di antaranya melalui pemberian dukungan terhadap IKM, UMKM, Koperasi dan upaya riset & inovasi serta pengembangan Bisnis & Industri lainnya.
Founder & CEO IBIMA, Made Dana Tangkas, MSi mengatakan bahwa Integrated Launching & Kick Off dilaksanakan sebagai bagian dari program IBIMA bekerja sama dengan PII – BKTI, IOI dan pelaku usaha atau industri lainnya serta Kementerian dan Lembaga terkait untuk menyediakan berbagai jenis bentuk kerja sama, services, platform, fasilitas/infrastruktur dan pelayanan/akses multisectoral bagi bisnis & industri dalam membantu percepatan pemulihan kondisi perekonomian dari krisis yang terjadi saat ini serta pengembangan SDM nasional yang lebih kompeten dan berdaya saing.
"Program ini dilaksanakan dalam rangka perwujudan visi IBIMA yaitu menjadi Lembaga yang terkemuka sebagai penggerak, fasilitator maupun integrator dalam pembangunan industri nasional dengan produktivitas & daya saing berkelas dunia untuk membangun industri berdikari & sejahtera serta kontribusi industri terhadap GDP di tahun 2030 lebih besar dari 30 persen," katanya.
(mdk/idr)