Kementan: Ada 9 bandar besar bermain di balik tingginya harga cabai
"Jadi dari sisi petani tidak ada masalah. Masalahnya mulai di pengepul besar. Jadi bahasa saya itu bandar besar. Itu ada di Jabar, Jateng dan Jatim. Dan sentra sentra itu semua ada bandar. Ada 9 bandar itu punya kaki tangan lagi. Kalau saya bandar di Jatim pasti ada kaki tangan di Kediri, Blitar, pasti ada turunannya."
Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia telah membongkar penyebab melambungnya harga cabai rawit merah yang menembus angka Rp 100.000-150.000 per kg. Harga tersebut tidak sesuai dengan harga acuan cabai rawit merah yang dijual di tingkat konsumen berdasar Permendag No 63 Tahun 2016 yang seharusnya Rp 29.000 per Kg.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono mengatakan, selama ini yang menjadi penyebab mahalnya harga cabai rawit merah ini disebabkan pengepul.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bahan pangan apa yang mengalami kenaikan harga di Jakarta? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Kapan harga ayam potong mulai naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya. Sebelum berada di angka Rp40 ribu, ayam potong masih stabil di Rp32 ribu per kilogram. "Sebelumnya harga ayam potong Rp32 ribu per kilogram (kg), namun saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram," kata salah seorang pedang, Yayan, mengutip ANTARA.
-
Kenapa mahalnya harga pangan jadi penghalang untuk makan sehat? Tekanan inflasi berdampak naiknya harga pangan. Namun kondisi ini tidak menjadi penghalang untuk makan makanan sehat.
"Jadi dari sisi petani tidak ada masalah. Masalahnya mulai di pengepul besar. Jadi bahasa saya itu bandar besar. Itu ada di Jabar, Jateng dan Jatim. Dan sentra sentra itu semua ada bandar. Ada 9 bandar itu punya kaki tangan lagi. Kalau saya bandar di Jatim pasti ada kaki tangan di Kediri, Blitar, pasti ada turunannya," kata Spudnik di gedung Kementerian Pertanian, Senin (6/3).
Lanjutnya ada kesepakatan atau permufakatan antara pengepul atau bandar kepada pedagang di pasaran untuk membuat harga cabai di pasaran tetap tinggi.
"Saya melihat ada indikasi yang sedikit aneh. Pertama kok secara bersama ada enam perusahaan beli order kepada pengepul besar seharga Rp 180.000/kg. Itu kan jadi menarik, tidak salah pedagang itu tidak salah. Yang salah itu kalau ada mufakat bersama," ujarnya.
Spudnik menegaskan, ini bukan masalah penimbunan melainkan kesepakatan untuk menjaga harga cabai tetap tinggi. Hal ini dilakukan untuk meraup untung yang besar bagi para bandar.
"Ini bukan nimbun, tapi sepakat untuk menjaga harga di tinggi tadi. Sehingga hari ini pun susah kemudian kerena cuaca dan iklim sebagainya (harga cabai) menjadi Rp 30 ribu. Untungnya 40 persen (Pengepul) sedangkan.Saya malu sama ibu ibu masa cabe rawit lebih mahal dari daging," pungkasnya.
Baca juga:
Mentan Amran: Bongkar kartel cabai sampai akarnya, jangan beri ampun
Harga cabai rawit merah naik lagi ke Rp 150.000 per Kg
Cuaca buruk, harga ikan meroket 50 persen
Polisi tetapkan 2 tersangka di balik permainan harga cabai merah
FAO: Harga pangan dunia naik ke rekor tertinggi dua tahun terakhir