Kementan: harga cabai naik hal lumrah, masyarakat jangan risau
Secara keseluruhan, Indonesia sebenarnya alami surplus cabai 1,6 juta ton per tahun.
Pemerintah meminta masyarakat tidak risau menghadapi harga cabai yang meroket hingga 40 persen. Penaikan harga komoditas tersebut dinilai hal lumrah terjadi tiap tahun karena tergantung pada iklim dan cuaca.
"Jangan terlalu panik dan risau. Ya kondisinya memang begitu," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim, Jakarta, Minggu (16/11).
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kenapa harga sembako di Pasar Belakang Kodim Brebes naik? Kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan menjelang Natal dan tahun baru.
-
Bagaimana Kemendag memantau stabilitas harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok. Rata-rata harga cabai sudah di kisaran Rp 70.000 per kg di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
-
Kapan harga emas Antam naik? Harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Mengapa harga cabai rawit di Pasar Batangase naik? Untuk itu, jika selama ini telah dilakukan program tanam cabai, namun karena masih tingginya permintaan, harga juga masih sangat tinggi. Sehingga tahun depan, pihaknya berencana untuk memasifkan penanaman cabai, tidak hanya imbauan tetapi memberikan bibit gratis, direncanakan sebanyak 50 juta bibit.
-
Kapan harga ayam potong mulai naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya. Sebelum berada di angka Rp40 ribu, ayam potong masih stabil di Rp32 ribu per kilogram. "Sebelumnya harga ayam potong Rp32 ribu per kilogram (kg), namun saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram," kata salah seorang pedang, Yayan, mengutip ANTARA.
Kendati demikian, menurut Hasanuddin, pemerintah tetap mendesak kepala derah ketua tim pengendali inflasi daerah (TPID) lebih aktif mengatur ketersediaan cabai.
"Aparat TPID tidak hanya mengecek saja, tapi harus action (peredaran cabai) dari tempat murah ke mahal," ungkapnya.
Lebih jauh, Hassanudin menjelaskan beberapa kota di Indonesia masih mengalami surplus cabai. Seperti Sumatera kelebihan produksi 2700 ton cabai per bulan, lantaran konsumsinya cuma 300 ton per hari. Kediri, Jawa Timur, juga surplus 2600 ton per bulan.
Secara keseluruhan, menurut dia, Indonesia mengalami surplus cabai 1,6 juta ton per tahun. Sementara konsumsi masyarakat hanya sebanyak 1,5 ton per tahun.
"Sebenarnya suprlus, ke mana sisanya? sisanya dipakai buat industri cabai olahan," terangnya.
Berdasarkan pantauan di 33 provinsi dan 165 pasar tradisional, rata-rata harga cabai merah keriting naik 32,42 persen dari Rp 40.800 per kilogram menjadi Rp 54.100 per kilogram. Harga cabai besar naik 34,42 persen dari 36.600 per kilogram menjadi Rp 49.200 per kilogram dan cabai rawit merah naik 31,30 persen dari Rp 38.900 per kilogram menjadi Rp 51.100 per kilo gram.
Terlepas dari itu, Hasanuddin mengungkapkan, pihaknya tengah mengupayakan berbagai teknologi guna meningkatkan produksi cabai. Diantaranya, penggunaan benih tahan lembab dan pemakaian pestisida biologi.
"Teknologi benih tahan kelembaban, jadi tahan organisme penyerang tanaman. Lalu pestisida biologi. Itu disesuaikan dengan lokasi dan jenis cabai," katanya.
Selain itu, pemerintah bakal memaksimalkan penggunaan kereta api guna menekan penaikan harga cabai.
"Misalnya di Jawa Timur murah tapi di Jawa Barat mahal. Itu kan dekat, bisa pakai kereta api," jelasnya.
Di luar itu, dia meminta masyarakat ikut aktif menanam cabai.
(mdk/yud)