Keputusan Mendag Enggar Tak Impor Bawang Putih Dinilai Tepat
Ketua Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih menjelaskan bahwa sebenarnya yang harus dilakukan pemerintah adalah bukan melakukan impor bawang putih, melainkan memaksimalkan operasi pasar.
Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita mengatakan, persediaan bawang putih mencukupi kebutuhan hingga beberapa waktu ke depan sehingga tidak perlu mengimpor dari berbagai negara penghasil bawang putih.
Ketua Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih menjelaskan bahwa sebenarnya yang harus dilakukan pemerintah adalah bukan melakukan impor bawang putih, melainkan memaksimalkan operasi pasar. Dia menilai, langkah Mendag yang menolak impor tersebut juga diyakini karena pemerintah sebenarnya mengetahui secara persis keberadaan stok bawang putih di pasaran.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saya pikir lebih baik kita menolak impor dulu. Selain itu kita maksimalkan operasi pasar, karena bisa saja bawang putih masih ada di pasaran," ujar Henry di Jakarta.
Dalam pandangannya, menolak impor itu sejatinya sejalan dengan program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Terlebih, Presiden telah melihat area baru penanaman bawang putih Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
"Karena dulu sebelum perdagangan bebas 1998 itu kita cuma 10 persen impor bawang putih. Tapi setelah itu Indonesia tidak bisa membatasi perdagangan impor, akhirnya kita terbalik impornya besar," jelasnya.
Ketua Bidang Pemberdaya Fortani, Pieter Tangka mengatakan, petani bawang putih sebenarnya cukup terbantu dengan adanya kebijakan impor yang mensyaratkan wajib tanam lima persen dari kuota impor.
Namun, dengan diskresi impor bawang putih kepada Bulog, petani kecewa. "Kalau Bulog mengimpor, kan mereka tidak perlu menyediakan lahan untuk ditanam. Petani lebih suka impor yang biasa, yang ada kewajiban lima persen," ujar Pieter.
Dia juga memandang kebijakan impor bawang putih lewat Bulog menjadi makin mengecewakan karena Bulog sama sekali tidak memiliki pengalaman mengimpor komoditas ini. Hal ini bisa saja lahirkan 'lubang tikus' di mana Bulog akan sub kontrakkan kuota impornya kepada importir lain.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita mengatakan, persediaan bawang putih mencukupi kebutuhan hingga beberapa waktu ke depan sehingga tidak perlu mengimpor dari berbagai negara penghasil bawang putih.
"Impor juga belum mau berjalan bagaimana, persediaan bawang putih cukup banyak di gudang," katanya saat kunjungan kerja sekaligus memantau ketersediaan dan harga kebutuhan pokok masyarakat di Sukabumi, Jawa Barat seperti dikutip Antara, Selasa (9/4).
Pihaknya juga sudah memeriksa sejumlah gudang milik importir dan menginstruksikan persediaan bawang putih tersebut untuk segera didistribusikan ke seluruh pasar di Indonesia. Jika tidak dilakukan, akan disegel karena bisa dituduh sebagai aksi penimbunan.
Bahkan, pihaknya tidak main-main dengan para importir yang tidak segera mendistribusikan barang khususnya bawang putih seperti dengan cara melakukan penyegelan gudang-gudang penyimpanan komoditas tersebut.
Dia mengatakan, persediaan bawang di gudang importir cukup bahkan lebih dari cukup sehingga saat ini tinggal menunggu kelengkapan administrasinya agar persediaan bawang putih itu segera didistribusikan dan Kemendag tidak akan melakukan impor.
"Persediaan tidak terlalu banyak tetapi lebih dari cukup untuk memasok seluruh pasar tradisional di Indonesia khususnya yang persediaannya terbatas," tambahnya.
Enggartiasto mengatakan, bagi importir yang sudah memenuhi persyaratan menanam lima persen sesuai Peraturan Menteri Pertanian RI dan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), baru pihaknya akan memberikan izin sehingga setiap importir diwajibkan menanam produk hortikultura khususnya bawang putih sebanyak lima persen dari jumlah kuota impor.
(mdk/idr)