Kesepakatan bangun kilang dinilai penting untuk ketahanan energi
Kerja sama tersebut juga mencakup pengembangan sektor hulu yang akan memperkuat cadangan energi nasional.
Kerja sama PT Pertamina (Persero) dengan OJSC Rosneft Oil Company asal Rusia dinilai jadi langkah strategis untuk ketahanan energi nasional. Tidak hanya untuk pembangunan Kilang Tuban, Jawa Timur, kerja sama tersebut juga mencakup pengembangan sektor hulu yang akan memperkuat cadangan energi nasional.
Direktur Indonesia Petroleum Association (IPA) Sammy Hamzah, mengatakan pada bisnis dengan high capital, high risk dan high technology dengan time horizon yang lama memang harus dilihat secara holistik.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas di dalam negeri? Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.
-
Siapa yang menjadi Dirut Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh dunia (The World’s 100 Most Powerful Women) versi Forbes tahun 2023.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
"Sehingga, apabila Pertamina bisa mendapatkan peluang yang memperkuat bisnis melalui trade off, saya kira itu sangat bagus," kata Sammy di Jakarta, Rabu (1/6).
Pertamina berpotensi mendapat tambahan produksi minyak 35.000 barel per hari (bph) dan cadangan sebesar 200 juta barel dari kerja sama tersebut sebagai bagian kesepakatan dalam proyek pembangunan Kilang Tuban yang ditandatangani pekan lalu.
Dalam kesepakatan dengan Rosneft, Pertamina akan mendapatkan hak 35.000 bph yang berasal dari berbagai ladang minyak. Pertamina sudah membidik dua blok yang akan menjadi sumber minyak mentah baru dari hasil kerja sama dengan Rosneft dan akan mulai dieksekusi. Pertamina sepanjang kuartal I-2016 mencatat produksi minyak sebesar 305.000 barel per hari naik 14 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar 267.000 BOPD.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Petrokimia Ahmad Widjaja, mengatakan proyek pembangunan Kilang Tuban dengan menggandeng Rosneft merupakan sebuah keputusan pemerintah yang baik, karena semata-mata tidak selalu bermitra dengan Timur Tengah.
"Keputusan ini harus di pastikan sebuah keputusan politik dan menghasilkan komersialisasi buat industri ke depan. Agar industri hulu ke industri hilir benar-benar mendapat bahan baku yang bisa mengurangi impor," kata Widjaja.
Selain memproduksi BBM, kilang Tuban juga akan memproduksi bahan baku petrokimia sebesar 20 persen hingga 25 persen dari total kapasitas kilang yang mencapai 320.000 barel per hari.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fadel Muhammad mengatakan kerja sama Pertamina dengan Rosneft merupakan langkah positif. Saat ini, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional adalah 1.578.000 bph, sementara kapasitas kilang saat ini hanya mampu memproduksi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 850.000 bph.
Defisit pasokan BBM inilah yang kemudian dipenuhi dari impor. Pertamina menargetkan studi pembentukan perusahaan patungan (joint venture) dengan Rosneft untuk membangun Kilang Tuban bisa tuntas pada tahun ini. Hal ini untuk mempercepat pembangunan kilang hingga bisa beroperasi pada 2021 dari target awal pada 2022.
"Time frame-nya memang 2022 selesai. Tapi Pak Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia juga sudah melakukan pembicaraan untuk percepatan pembangunan. Pertamina dan Rosneft sepakat ingin percepat studi persiapan joint venture bisa rampung 2016, 2017 bisa selesai engineering, groundbreaking 2018 dan 2021 sudah on stream," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto.
Baca juga:
Gandeng Pertamina bangun kilang, Rosneft ingin kuasai pasar ASEAN
Investasi Rosneft diklaim mampu tingkatkan pertumbuhan ekonomi
Bangun kilang Tuban, Pertamina resmi gandeng Rosneft dari Rusia
Kerja sama Pertamina dan Rosneft perbaiki iklim investasi RI
ESDM hati-hati buka keran impor gas di 2019
Kota Bantaeng bakal dibangun terminal gas alam cair senilai Rp 7,5 T
Negara miskin Afrika ini berniat pangkas besar-besaran impor BBM