Ketua ASEAN-BAC: Perlu Tindakan Nyata Untuk Capai Pembangunan Global
KTT ASEAN menjadi momentum penting untuk mengingatkan negara-negara terkait untuk bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan global.
RCEP berperan penting dalam mendorong integrasi ekonomi regional, yang meliputi sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan sepertiga populasi dunia.
Ketua ASEAN-BAC: Perlu Tindakan Nyata Untuk Capai Pembangunan Global
Ketua ASEAN-BAC: Perlu Tindakan Nyata Untuk Capai Pembangunan Global
Ketua Dewan Penasehat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Arsjad Rasjid menegaskan bahwa diperlukan tindakan yang nyata untuk mencapai pembangunan global. Dia menyebut, ASEAN menjadi salah satu pendorong kegiatan ekonomi untuk mendukung kerja sama multilateral.
"Diperlukan tindakan utama untuk mencapai pembangunan global. Melalui visi kesejahteraan yang sama, kami berharap ASEAN dan RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) dapat mencapai tujuan kita bersama untuk memajukan ASEAN," kata Arsjad dalam acara Dialog Meja Bundar RECP, ditulis Jumat (8/9.
- Pembangunan IKN Bisa Jadi Peradaban Maju dan Manusiawi yang akan Dinikmati Gen Z
- Menko Airlangga Jadikan ASEAN Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi Global
- Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023
- Peran Taksonomi ASEAN untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Arsjad menuturkan, RCEP berperan penting dalam mendorong integrasi ekonomi regional, yang meliputi sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) global dan sepertiga populasi dunia.
Saat ini, kata Arsjad, kontribusi RECP hanya sekitar 2 persen dari total aktivitas perdagangan negara-negara anggotanya. Dia menilai, RCEP memiliki potensi besar untuk meningkatkan aliran perdagangan di wilayah ini.
"KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan negara-negara terkait untuk bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan global," kata Arsjad.
Dalam kesempatan yang sama, Mitra Manajemen Kantor McKinsey & Company untuk Asia Tenggara, Kaushik Das menyatakan, saatnya ASEAN untuk bersinar sebab RCEP menjadi sinyal kuat dukungan wilayah ini bagi sistem perdagangan multilateral.
"RCEP akan menempatkan ASEAN di garis depan pemulihan ekonomi global. Ini akan mendorong pelaku bisnis di wilayah ini untuk mengambil tindakan besar yang dapat menciptakan ekosistem berkelanjutan dan inklusif," ujar Kaushik.
Sebagai informasi, RCEP adalah perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta 5 negara mitra China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Diskusi panel itu membahas dengan mendalam langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk mencapai tujuan RCEP, menjelaskan peluang dan tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh untuk mewujudkan visi RCEP.
Sebagai puncak acara, Task Force Gabungan RCEP dicanangkan untuk menghimpun donasi para pemimpin industri dari negara-negara anggota RCEP untuk mempercepat visi RCEP dan membuka jalur perdagangan bernilai lebih dari USD 100 miliar setiap tahun hingga tahun 2030.