Strategi Negara ASEAN Tingkatkan Potensi Ekonomi Hingga 2 Kali Lipat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memimpin pembahasan visi ASEAN 2045.
Adaptasi masyarakat terhadap teknologi menjadi salah satu fokus negara-negara ASEAN.
Strategi Negara ASEAN Tingkatkan Potensi Ekonomi Hingga 2 Kali Lipat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, beberapa hal penting dari rencana strategis masyarakat ekonomi ASEAN pasca 2025 yaitu penguatan integrasi, ketahanan ekonomi kawasan, transformasi teknologi dan inovasi, ekonomi keberlanjutan, dan kesiapan masyarakat untuk berubah.
Airlangga bersama ASEAN Economic Community Council, pada hari ini juga meluncurkan Digital Economic Framework Agreement (DEFA), sebagai simbol bahwa ASEAN serius dalam transformasi ekonomi digital.
Apabila DEFA mulai diberlakukan pada tahun 2025, Airlangga mengatakan bahwa potensi ekonomi ASEAN akan meningkatkan dua kali lipat.
"Ini akan meningkatkan potensi ekonomi digital ASEAN yang bisnis as usual itu USD1 triliun tetapi dengan implementasi DEFA bisa meningkat jadi USD2 triliun di tahun 2030," ucapnya di Jakarta, Minggu (3/9).
Merdeka @2023
Di satu sisi, Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan, masih perlu perbaikan pada DEFA.
Karena dalam DEFA akan dinegosiasi selama 2 tahun, dan terdapat 9 isu yang akan didorong di antaranya yaitu kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan ekosistem di negara masing-masing.
Untuk sumber daya manusia, Airlangga juga menyoroti pentingnya retraining, reskilling yang sangat diperlukan pada DEFA.
Dari 9 isu tersebut kemudian terdapat 46 item yang akan diharmonisasi kebijakannya, termasuk data flow dan yang lainnya.
"Sehingga perubahan akibat dari transformasi AI, blockchain dan yang lain sudah masuk dalam scope yang nanti akan juga dibahai dibahas dalam scope dalam DEFA itu sendiri," kata dia."Jadi DEFA itu sendiri outlooknya jangka panjang dan ini sudah dilakukan studi oleh Sekjen dan timnya terkait pangan kita ada beberapa hal yang tentu akan dibahas terutama untuk menyikapi dari climate change dan kekeringan ke depan terutama juga untuk akses terhadap strategi komoditas di ASEAN salah satunya beras," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid mengatakan, perdagangan dan investasi merupakan dua hal yang penting dalam menggerakkan perekonomian di ASEAN, sekaligus untuk meningkatkan bisnis di ASEAN menuju standar yang lebih baik.
Arsjad juga menekankan bahwa pembangunan ASEAN tidak hanya cukup mengandalkan investasi dari negara-negara di luar ASEAN.
Oleh karena itu, dia berharap dalam ASEAN Investment Forum ini, semua pihak bisa mengidentifikasi potensi dari investasi interregional.
"Kita di ASEAN harus mengenali kekuatan dari potensi investasi interregional dan mengambil langkah untuk menetapkan infrastruktur, jaringan, dan kerja sama baru. Foreign direct investment (FDI) dan investasi interregional adalah integral untuk mencapai pembangunan kapasitas regional kita," kata Arsjad.
Merdeka.com