Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Fakta ini terungkap dalam Rapat Dewan Komisioner (OJK) yang digelar di Jakarta, Senin (10/6).
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
- Ketua OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Risiko Geopolitik Global
- Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Ancaman Geopolitik Timur Tengah & Pelemahan Ekonomi Global
- Ekonomi Global Masih Dihantui Ketidakpastian, Begini Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI
- OJK Pastikan Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Baik di Tengah Gejolak Geopolitik Global
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan bahwa sektor jasa keuangan dalam negeri masih terjaga stabil.
Fakta ini terungkap dalam Rapat Dewan Komisioner (OJK) yang digelar di Jakarta, Senin (10/6).
"Hal itu didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global yang meningkat akibat masih tingginya tensi geopolitik, meluasnya perang dagang, dan kinerja perekonomiam global yang masih dibawah ekspektasi pasar," kata Mahendra dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (10/6).
Mahendra menyebut, tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China baik produk green, technology, IT maupun besi baja.
Tak hanya itu, kinerja perekonomian di China masih melemah, bahkan bank sentral mengambil langkah akomodatif sejalan dengan kebijakan pemerintahnya yang menerbitkan insetif fiskal yang dibiayai special long term bond senilai 1 triliun Yuan atau sekitar USD138 miliar.
Sementara di perekonomian domestik pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2024 lebih tinggi dari ekspektasi pasar.
merdeka.com
Mahendra bilang hal itu didorong oleh pengeluaran pemerintah dan lembaga non profit yang melayani rumah tangga, seperti pada saat pemilu, kebijakan kenaikan gaji dan pembayaran THR ASN atau pensiunan serta periode Ramadan dan Lebaran.
"Perekonomian domestik pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2024 lebih tinggi dari ekspektasi pasar," tutup Mahendra.