Kideco klaim pertahankan produksi meski harga batubara anjlok
Kideco mengklaim, 26 persen dari produksi batubaranya disuplai untuk kebutuhan dalam negeri.
PT Kideco Jaya Agung yang menyatakan diri sebagai perusahaan batubara terbesar ketiga di Indonesia, mengklaim menyumbang 26 persen produksinya untuk kebutuhan energi dalam negeri.
"Total produksi 37 juta ton, hampir 10 juta untuk pasar domestik," papar Direktur Utama PT Indika Energi Wisnu Wardhana di hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Bagaimana PT Adaro Indonesia memulai usahanya di bidang pertambangan batubara? Dengan meningkatnya fokus pada batubara, pada tahun 1976 Departemen Pertambangan membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan mengundang tender untuk blok-blok tersebut. Perusahaan Pemerintah Spanyol Enadimsa menawar Blok 8 di Kabupaten Tanjung Kalimantan Selatan, karena batu bara diketahui ada di kabupaten tersebut dari singkapan yang dipetakan oleh ahli geologi Belanda pada tahun 1930-an dan dari persimpangan di kedalaman sumur minyak yang dibor oleh Pertamina pada tahun 1960-an.
-
Kapan produksi tambang batu bara di Sawahlunto meningkat? Pada tahun 1892, produksi tambang batu bara Sawahlunto meningkat hingga mencapai 48.000 ton.
-
Bagaimana proses terbentuknya minyak bumi? Akhirnya, setelah jutaan tahun berada dalam lingkungan yang bertekanan tinggi dan rendah oksigen, ganggang dan plankton mengalami perubahan wujud menjadi cairan minyak hitam yang lengket.
-
Apa yang dimaksud dengan proses produksi? Proses produksi adalah sebuah kegiatan industri atau kegiatan manufaktur yang dimulai dengan cara mengangkut bahan mentah dari inventaris pabrik, ke titik kerja pabrik dan diakhiri dengan pengangkutan produk jadi ke tempat penyimpanan pertama.
-
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan merupakan kumpulan mineral. Mineral adalah kristal tunggal yang terdiri dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen dan karbon.
Dia juga menyebut pasar lain di luar Indonesia. Pasar terbesar kedua bagi Kideco adalah China. Perusahaan yang 46 persen sahamnya dimiliki oleh Indika Energi ini menyuplai 23 persen batubara ke negeri panda tersebut. Negara lain yang mendapat suplai dari Kideco adalah India 9 persen, Korea 8 persen, Malaysia 7 Persen, Hong Kong dan Jepang keduanya 6 persen. Sedangkan Taiwan dan Filipina masing-masing 5 persen, serta Thailand 3 peren.
Meski tidak signifikan, dia mengklaim produksi batu bara Kideco mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tahun 2011 misalnya, Kideco mampu memproduksi batubara hingga 31,5 juta ton. Tahun lalu mengalami kenaikan menjadi 42,2 juta ton. Produksi batu bara tahun ini ditargetkan mencapai 37 juta ton.
Menurutnya, harga batubara yang sempat anjlok sejak tahun lalu tidak terlalu berpengaruh. "Kideco bisa mempertahankan produksi," katanya.
Tahun lalu, Indika Energi bisa menjual produksi batubara kideco dengan harga USD 75 per ton, sedangkan pada tahun ini hanya bisa menjualnya USD 64 per ton.