Kisah Inspiratif Ciputra, Lahir dari Keluarga Miskin Hingga Jadi Raja Properti di Indonesia
Karena kesulitan biaya dan sulitnya situasi peperangan pada zaman itu, Ciputra terlambat 4 tahun untuk melanjutkan sekolah.
Namanya masuk dalam jajaran orang terkaya ke-28 di Indonesia tahun 2023. Tanpa disangka di balik pencapaiannya dia ternyata lahir dari keluarga yang kurang mampu.
Kisah Inspiratif Ciputra, Lahir dari Keluarga Miskin Hingga Jadi Raja Properti di Indonesia
Kisah Inspiratif Ciputra, Lahir dari Keluarga Miskin Hingga Jadi Raja Properti di Indonesia
- 3 Balita Tewas di Kebakaran Cipinang Ditinggal Terkunci saat Ibu Antar 2 Anak Lainnya ke Sekolah
- Cerita Pilu 3 Bocah Ogan Ilir Kabur ke Banten, Ternyata Kesal Tidak Bisa Lanjut Masuk SMP
- Anak Muda Usia 26 Tahun Nekat Buka Usaha Modal Rp1 Juta, Kini Omzet Tembus Rp180 Juta per Bulan
- Lahir dari Keluarga Miskin dan Putus Kuliah, Bayu Sukses Bisnis Percetakan Setelah Daftar Haji
Ciputra merupakan seorang pengusaha, investor, dan filantropis Indonesia yang dikenal sebagai salah satu pengusaha terkemuka di Indonesia, sekaligus pendiri Ciputra Group.
Namanya masuk dalam jajaran orang terkaya ke-28 di Indonesia tahun 2023. Tanpa disangka di balik pencapaiannya dia ternyata lahir dari keluarga yang kurang mampu.
Melansir dari berbagai sumber, Ciputra lahir pada 24 Agustus 1931 di Parigi, Sulawesi Tengah. Saat usianya 12 tahun, Ayahnya yang bernama Tjie Siem Poe, ditangkap oleh tentara jepang karena disangka mata-mata Belanda dan meninggal dunia.
Kepahitan masa kecil telah menimbulkan tekad dan keputusan, yaitu memiliki cita-cita bersekolah di Pulau Jawa demi hari depan yang lebih baik, bebas dari kemiskinan dan kemelaratan.
Karena kesulitan biaya dan sulitnya situasi peperangan pada zaman itu, Ciputra terlambat 4 tahun untuk melanjutkan sekolah.
Dia masuk kelas 3 SD di desa Bumbulan di usia 12 tahun dan lulus di usia 16 tahun. Walau terlambat tidak membuat minder, kemudian Ciputra dititipkan pada kakek dan neneknya dan disekolahkan di SMP dan SMA di Manado.
Meski demikian, dalam sejarah karir jiwa bisnis ciputra terbentuk dari kecil. Memahami kesulitan keluarga menjalani hidup, Ciputra harus membantu ibunya berjualan kue demi memenuhi kebutuhan hidup.
Saat di bangku sekolah dasar (SD) dia mulai menjual barang, berburu, jadi pembuat kopi dari daun lalu dijual. Saat SMP dia berburu kalong, hingga saat kuliah dia jadi pembuat desain perabot. Ciputra sangat percaya diri dan berani mengambil risiko sejak dini.
Menurut Ciputra, ada tiga hal penting tentang bisnis yang pasti akan mendatangkan kesuksesan, yaitu keinginan, semangat dan berani ambil risiko.
Oleh karena itu, pada tingkat ke 4 perkuliahan sekitar tahun 1957 Ciputra bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali merintis usaha biro arsitek, PT Daya Cipta, pada satu kesempatan mereka dipercaya menangani proyek di Banda Aceh. Itulah jalan yang menjadi titik cerah bisnis mereka ke dunia bisnis pengembang di Indonesia.
Setelah lulus kuliah dengan gelar sarjana di Teknik Arsitektur pada tahun 1960. Beliau memulai kariernya di Jakarta bersama beberapa rekannya, Ciputra mendirikan PT Perentjana Djaja IPD atau Grup Jaya dengan modal Rp10 juta pada tahun 1961 dan berhasil mengamankan proyek pembangunan pusat perbelanjaan di kawasan Senen.
Proposal proyek tersebut diajukan kepada Gubernur Jakarta saat itu, Dr. R. Soemarno, dan mendapat persetujuan serta dukungan dari Presiden Soekarno.
Keberhasilannya menangani proyek di Senen membuat namanya terkenal sebagai pakar pengembang.
Melalui PT Pembangunan Jaya, Ciputra berhasil menangani berbagai proyek besar seperti Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jaya.
Hingga melesatnya perjalanan bisnis ciputra, dia memimpin lima kelompok usaha di sektor properti, yakni Jaya Group, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, dan Ciputra Development.
Berjalan 30 tahun, Ciputra mundur dari PT Pembangunan Jaya pada tahun 1996. Namun, hanya setahun setelah Ciputra pensiun, badai krisis ekonomi 1998 menghantam Indonesia dan perusahaan-perusahaan milik Ciputra yang bernaung di bawah grup Metropolitan Development maupun grup Ciputra.
Selain properti, Ciputra juga memiliki bisnis di sektor keuangan, yaitu bank Ciputra dan Asuransi Jiwa Ciputra Allstate sempat ingin ditutup akibat krisis tersebut. Dengan bantuan kebijakan moneter yang memberikan diskon bunga dari beberapa bank, Ciputra dapat terbebas dari utang-utangnya dan bangkit kembali ketiga group tersebut.
Setelah itu, Ciputra Group melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri, termasuk ke beberapa negara di Asia seperti Shenyang (China), Jiaxing (China), Hanoi (Vietnam), Kolkata (India), dan Phnom Penh (Kamboja).
Kemudian berhasil meraih gelar doktor kehormatan (HC) pada tanggal 1 Maret 2008 dari Universitas Tarumanagara untuk kontribusi dan dedikasi untuk pengembangan properti Indonesia dengan semangat kewirausahaan visioner.
Perusahaan yang dipimpin oleh Ciputra berhasil mengembangkar 11 proyek perkotaan elit, diantaranya Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, Citra Raya Surabaya, Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City di Vietnam. Proyek-proyek tersebut tersebar di berbagai wilayah seperti Jabodetabek, Surabaya, dan bahkan hingga luar negeri.
Selain dikenal sebagai pengusaha sukses, Ciputra juga aktif dalam kegiatan sosial, terutama di bidang pendidikan.
Dia mendirikan Sekolah dan Universitas Ciputra serta terlibat dalam lebih dari 10 yayasan yang bergerak di bidang pembinaan olahraga, pendidikan, seni, dan budaya. Beberapa inisiatifnya termasuk pendirian Ciputra Art Gallery, Museum, dan Teater.
Ciputra telah meninggal dunia pada usia 88 tahun, pada tanggal 27 November 2019 di Singapura.
Namanya diabadikan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan berbagai prestasi dan kontribusinya.
Sosok Ciputra tidak hanya dikenang sebagai pengembang properti, tetapi juga sebagai tokoh yang berperan besar dalam kemajuan pendidikan dan kewirausahaan di Indonesia. pada tahun 2023, nama ciputra family masuk dalam di jejeran 50 orang terkaya di Indonesia, dia ada di urutan ke-28 dengan total kekayaannya sebesar Rp 27 triliun.
Kisah sukses Ciputra juga melibatkan pendirian beberapa yayasan, universitas, dan sekolah, serta kontribusi pada bidang sosial kemasyarakatan, olahraga, dan pendidikan. Dia juga aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk menularkan semangat entrepreneurship, pengembangan olahraga, dan penyelenggaraan pendidikan.Namun demikian, Pengusaha properti Ir Ciputra meninggal dunia di usia 88 tahun. Pendiri Ciputra Group tersebut meninggal di Singapura sekitar pukul 1.05 waktu setempat, Rabu (27/11).