Kisah Mengharukan Robert Kouk, Dulunya Office Boy Kini Jadi Konglomerat Paling Kaya di Malaysia
Sebelum berada di puncak kekayaan saat ini, Robert Kouk memiliki jalan hidup yang cukup menantang.
Dengan nilai kekayaan itu, Robert Kouk menempati peringkat pertama sebagai warga paling kaya di Malaysia.
Kisah Mengharukan Robert Kouk, Dulunya Office Boy Kini Jadi Konglomerat Paling Kaya di Malaysia
Kisah Mengharukan Robert Kouk, Dulunya Office Boy Kini Jadi Konglomerat Paling Kaya di Malaysia
- Kekayaan 7 Miliarder Malaysia Masih Kalah dengan Harta Prajogo Pangestu, Jumlahnya Mencengangkan
- Kesal Ditegur Buang Abu Rokok Sembarangan, Pemuda Ini Bacok Paman hingga Kritis
- KKJ Minta Penyidikan Kasus Kebakaran Rumah Tewaskan Rico Sempurna di Sumut Dikawal, KSP: Tunggu Arahan Moeldoko
- Ini yang Digali Kejagung saat Periksa Robert Bonosusatya Dalam Kasus Korupsi Timah
Nama Robert Kouk sangat familiar di kalangan konglomerat dunia. Dia merupakan taipan Malaysia dengan jumlah kekayaan Rp160,87 triliun pada 2023.
Dengan nilai kekayaan itu, Robert Kouk menempati peringkat pertama sebagai warga paling kaya di Malaysia. Sebelum berada di puncak kekayaan saat ini, Kouk memiliki jalan hidup yang cukup menantang.
Pria kelahiran 6 Oktober 1923 itu berasal dari keluarga pedagang China yang bermigrasi ke Malaysia pada pertengahan abad ke-20, demi menjalani usaha yang lebih baik.
Robert Kouk menempuh pendidikan di Raffles Institution, Singapura, Robert Kouk menyelesaikan wisudanya. Meski pernah mengenyam pendidikan tinggi, Robert pernah bekerja sebagai office boy.
Setelah bekerja dari tahun 1942 - 1945 di sebuah perusahaan Jepang, dia memulai bisnisnya sendiri dan mendirikan Kuok Brothers Sdn Bhd bersama kakak laki-lakinya dan mulai berinvestasi di komoditas gula.
Setelah Malaysia menjadi merdeka pada tahun 1957, Kouk mulai berkembang prospek bisnisnya dan pada akhirnya menguasai 80 persen pasar gula di negara tersebut.
Dia membeli gula dari India, dan menjualnya di Malaysia dengan omzet produksi 1,5 juta ton. Dia pun mendapatkan gelar sebagai 'raja gula Asia'.
Pada tahun 1971, kesuksesan Robert Kouk diwujudkan dengan berhasil mendirikan Hotel Shangri-La pertamanya di Singapura dan kemudian pada tahun 1977, dia mendirikan hotel keduanya Kowloon Shangri-La.
Grup Kuok telah menjual dua industri gula mereka dengan harga USD 365 juta di Malaysia. Menurut statistik Majalah Forbes tahun 2011, Robert Kouk dianggap sebagai orang terkaya ke-61 di dunia dengan kekayaan USD 12,5 miliar.
Saat ini, Kuok memiliki banyak perusahaan di Malaysia dan memiliki proyek yang tersebar di berbagai negara seperti Fiji, Australia, Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia, ditambah 10 perusahaan pembotolan Coca Cola.
Tak hanya itu, Robert Kouk juga disebut memiliki Beijing World Trade Center. Beragam bisnis Robert Kouk termasuk perkebunan tebu, penyulingan gula, minyak, keuangan, perdagangan, pertambangan, pengangkutan, properti, dan penerbitan.
Dia juga memegang kendali Transmile Group yang merupakan perusahaan ekspedisi barang antara India dan China. Dia juga memiliki saham di Malaysia International Shipping Corporation.