KPPU nilai data stok sapi nasional simpang siur
"Sekarang hampir semua instansi punya data."
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menilai data terkait stok sapi dalam negeri masih simpang siur. Pemerintah masih berpatokan pada jumlah sapi di daerah guna menghitung stok nasional.
"Angka-angka yang ada, seolah yang di daerah itu industri peternakan. Padahal ada juga milik individu 2-3 ekor," ujar Komisioner KPPU Nawir Messi seusai diskusi bertajuk "Mengapa Daging Sapi dan Ayam Seperti Terbenam?" di Jakarta, Sabtu (22/8).
-
Apa itu daging kecap? Sebab, daging kecap adalah makanan bercita rasa lezat dan mampu menggugah selera. Makanan ini terbuat dari daging sapi yang cenderung mudah diolah menjadi banyak menu lauk sederhana. Walau dengan menggunakan bumbu kecap, daging sapi bisa disulap menjadi hidangan yang menggigit lidah. Salah satunya adalah daging kecap.
-
Apa yang menjadi ciri khas bumbu krengsengan daging sapi? Seperti disebutkan di atas, bumbu krengsengan daging yang menjadi ciri khas pada hidangan ini adalah penggunaan petis udang.
-
Apa perbedaan utama antara daging sapi dan daging kambing? Kedua jenis daging ini menawarkan berbagai keunggulan nutrisi yang unik, serta perbedaan dalam hal kandungan lemak, tekstur, dan aroma.
-
Kapan bakso sapi dianggap matang? Didihkan kembali hingga bakso mengambang dan matang.
-
Apa perbedaan utama antara lemak daging sapi dan daging kambing? Serat pada daging sapi halus dan memperlihatkan garis-garis lemak yang mencolok. Lemaknya cenderung berwarna putih kekuningan. Sebaliknya, lemak pada daging kambing lebih berstruktur halus dengan warna putih.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
Seharusnya, kata Nawir, pemerintah membedakan sapi milik industri dan individu. Dalam menghitung stok, pemerintah cukup memasukkan sapi milik industri.
Mengingat, individu hanya menganggap sapi sebagai simpanan. Dimana, sapi dijual jika ada kebutuhan mendesak.
"Selama ini terjadi pemerintah kerap memasukkan sapi milik peternak rumahan atau petani. Padahal, penjualan sapi dari petani hanya dilakukan pada kondisi tertentu, seperti biaya sekolah dan pernikahan," katanya.
"Sekarang hampir semua instansi punya data. Jadi saya kira harmonisasi dan sinkronisasi data jadi mutlak."