KPU Ungkap Penyebab Data Perolehan Suara di Sirekap Tidak Akurat
KPU menemukan masalah utamanya adalah pada tahap konversi di Sirekap.
KPU Ungkap Penyebab Data Perolehan Suara di Sirekap Tidak Akurat
Komisi Pemilihan Umum (KPU) merespons terkait banyaknya temuan masalah penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara dan Manajemen Relawan (Sirekap). Menurutnya masalah utamanya adalah pada tahap konversi di Sirekap.
"Di Sirekap ada sistem untuk konversi yang membaca formulir tersebut, dan kemudian secara otomatis akan muncul angka hitungannya. Di situ ada problem ya," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari kepada wartawan, Kamis (15/2).
Hasyim mengaku banyak mendapat laporan terkait perbedaan antara formulir C hasil plano dengan hasil foto Sirekap.
"Jadi di TPS itu ada yang ukurannya plano yang besar, itulah yang difoto oleh anggota KPPS menggunakan fungsi foto di aplikasi Sirekap, itu yang diunggah," terangnya.
Kemudian file yang diunggap dalam aplikasi Sirekap akan dikonversi secara otomatis hingga muncul angka penghitungannya. Pada tahap ini kesalahan membaca data terjadi.
"Oleh karena itu, kami di KPU pusat melalui sistem yang ada itu termonitor, daerah mana saja yang antara unggahan formulir C, hasilnya dengan yang konversinya salah, itu termonitor," bebernya.
Dari hasil analisis KPU, terungkap bahwa kesalahan yang terjadi dari proses otomatis di Sirekap adalah angka konversi.
"Kami sebenarnya mengetahui, dan tentu saja untuk penghitungan atau konversi dari formulir angka penghitungan akan kami koreksi ssegera mungkin," ucapnya.
Hasyim menuturkan keuntungan penggunaan Sirekap ini adalah peran serta publik dalam mengawal setiap tahapan penghitungan suara.
"Patut kita syukuri Sirekap ini bisa bekerja. Publik kemudian bisa laporkan kepada KPU. Kalau Sirekap enggak bekerja, kan enggak mungkin ada yang lapor bisa mengetahui," sambungnyaa.
Mantan anggota KPU Jawa Tengah ini menegaskan bahwa kesalahan konversi pada Sirekap bukan sengaja dilakukan untuk tujuan memanipulasi data. KPU akan segera melakukan koreksi pada data yang tidak akurat.
"Tidak ada niat manipulasi, tidak ada niat ubah-ubah suara. Karena pada dasarnya form C hasil plano diunggah apa adanya seperti yang diunggah teman-teman KPPS," pungkasnya.