Kredit macet sektor pertambangan membengkak akibat UU Minerba
"Kredit macet di sektor pertambangan pasti naik dan sudah mulai terasa sekarang," ujar Fauzi.
Awal tahun ini, pemerintah telah menerapkan UU No 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu bara. Aturan ini memberikan dampak negatif pada pengusaha pertambangan karena dilarangnya ekspor barang tambang dalam bentuk mentah.
Kepala Ekonom Standard Chartered Indonesia, Fauzi Ichsan mengatakan pelarangan ekspor tersebut berdampak pada membengkaknya kredit macet (NPL/Non Performing Loan) sektor pertambangan.
"Kredit macet di sektor pertambangan pasti naik dan sudah mulai terasa sekarang," ujar Fauzi Ichsan di Hotel Sangri-La, Jakarta, Selasa (11/2).
Meski demikian, Fauzi mengatakan, angka kredit macet yang muncul tidak mengganggu kesehatan perbankan secara umum. Pasalnya angka NPL tersebut masih di bawah 5 persen tahun ini.
"Sebagai analoginya pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia turun ke angka 4 persen, kursnya mencapai Rp 12.000 per USD, tapi NPL masih di bawah 5 persen," kata Fauzi.
Fauzi yakin NPL perbankan tidak akan mencapai di atas 5 persen. Apalagi, menurut dia, pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,8 persen sudah mampu menghilangkan kekhawatiran akan dampak negatif kredit macet tersebut.
"Selama ada pertumbuhan ekonomi, NPL masih akan terkendali," ucap dia.
Bukan hanya kredit macet sektor pertambangan yang membengkak, dampak lain dengan berlakunya aturan bea keluar dalam beleid tersebut juga berdampak pada menurunnya ekspor Indonesia pada kisaran USD 3 miliar hingga USD 4 miliar.
Baca juga:
Bank Jabar Banten punya cabang di Iran
Bank Mandiri klaim miliki dana tabungan terbesar Rp 236 T
Kredit tumbuh 21 persen, Bank Mandiri catat laba Rp 18 T
Gandeng BRI, BPJS kesehatan incar 140 juta peserta di 2014
BI cari cara tarik dana orang Indonesia di perbankan luar negeri
-
Apa yang dilakukan Kios Bank Sampah Berkah untuk mengatasi limbah galon air mineral? Kios Bank Sampah Berkah (BSB) menyulap sampah galon menjadi pundi-pundi rupiah. Berdayakan Warga BSB memberdayakan petugas PPSU dan warga setempat menyulap sampah galon air mineral ukuran 15 liter menjadi pot tanaman bernilai ekonomis dalam rangka pemanfaatan limbah plastik sekaligus penghijauan lingkungan.
-
Di mana tepatnya penemuan mineral tersebut? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Dimana MIND ID memproduksi berbagai komoditas tambang untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia? Capaian laba ini berkat keberhasilan MIND ID mempertahankan laju produksi sejumlah komoditas tambang untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia mulai dari nikel, tembaga, timah, batu bara, hingga emas dan perak.
-
Di mana Pertamina menyalurkan Pertalite? Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah.
-
Di mana kegiatan OpLa rawa mineral di Banyuasin dilakukan? Kegiatan Opla di Banyuasin dilakukan di 15 Kecamatan.
-
Kenapa Le Minerale dituduh berbahaya? Kabar ini sendiri muncul setelah beredar konten di media sosial TikTok yang menyebutkan kalau Le Minerale memiliki kandungan bromat yang melebihi batas aman, sehingga berisiko memicu tumor dan kanker.