Kredit Motor dan Mobil Orang Indonesia Naik Jadi Rp400 Triliun di Tengah Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor
Angka kredit kendaraan bermotor naik ditengah penurunan penjualan kendaraan motor dan mobil.
Angka kredit kendaraan bermotor naik ditengah penurunan penjualan kendaraan motor dan mobil.
- Menteri Perindustrian Ingin Masyarakat Indonesia Banyak yang Punya Mobil
- Penyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
- Kredit Ini Jadi Motor Terbesar Penggerak Kinerja Bank BTN, Sektor Apa?
- Modus Sindikat Penggelapan Motor di Sidoarjo hingga Sewa Gudang TNI Rp20 Juta/Bulan: Pakai Identitas Palsu buat Kredit
Kredit Motor dan Mobil Orang Indonesia Naik Jadi Rp400 Triliun di Tengah Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor
Kredit Motor dan Mobil Orang Indonesia Naik Jadi Rp400 Triliun di Tengah Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan kendaraan bermotor per Mei 2024 mencapai Rp400,57 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Agusman mengatakan angka tersebut mengalami peningkatan 12,62 persen (yoy).
Padahal kata Agus, saat ini tengah terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor.
"Hal ini menunjukkan penyaluran pembiayaan masih tetap tumbuh positif di tengah penurunan penjualan kendaraan bermotor," kata Agusman dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (9/7).
merdeka.com
Dengan melihat trend penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor, diproyeksikan pembiayaan kendaraan masih memiliki peluang tumbuh dengan nilai sebesar 9–11 persen sampai dengan akhir tahun 2024.
Adapun dalam rangka menjaga kinerja Perusahaan Pembiayaan, OJK melalui POJK terkait kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan telah memfasilitasi Perusahaan Pembiayaan untuk dapat menyalurkan pembiayaan terhadap kendaraan bermotor dan pembiayaan terhadap sektor produktif seperti pembiayaan investasi dan modal kerja untuk mendukung usaha UMKM.
OJK mencatat piutang pembiayaan kembali tumbuh menguat menjadi 11,21 persen (yoy) pada Mei 2024 menjadi sebesar Rp490,69 triliun.
Pertumbuhan tersebut didukung antara lain pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna yang meningkat masing-masing sebesar 11,08 persen (yoy), 8,81 persen (yoy), dan 9,92 persen (yoy).
Kemudian profil risiko Perusahaan Pembiayaan (PP) terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,77 persen dan NPF net sebesar 0,84 persen.