Kuartal III-2018, PLN rugi Rp 18,48 triliun akibat Rupiah melemah
PT PLN (Persero) menanggung kerugian Rp 18,48 triliun hingga kuartal III-2018 dari periode sama tahun sebelumnya untuk Rp 30,4 triliun. Ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), sehingga membuat beban operasional perusahaan tersebut membengkak.
PT PLN (Persero) menanggung kerugian Rp 18,48 triliun hingga kuartal III-2018 dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 30,4 triliun. Ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), sehingga membuat beban operasional perusahaan tersebut membengkak.
Berdasarkan laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga kuartal III-2018 PLN menanggung selisih kurs cukup besar mencapai Rp 17,32 triliun. Kerugian kurs tersebut lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,22 triliun.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa saja kegiatan yang dilakukan Relawan Bakti BUMN di Meunasah Asan? Relawan yang lolos seleksi dari BUMN itu nantinya akan mengadakan berbagai kegiatan dari 15 – 17 Agustus 2023 dalam tiga bidang yaitu pendidikan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan lingkungan hidup.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Apa yang akan dilakukan PLN di Bursa Karbon Indonesia? Pasalnya, PT PLN (Persero) akan segera melantai ke bursa karbon Indonesia. Dengan potensi yang dimiliki, PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
Dalam laporan keuangan tersebut menyebutkan, total pendapatan perseroan sebesar Rp 200,91 triliun atau naik 6,9 persen hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 187,88 triliun.
Pendapatan PLN pada kuartal III-2018, terdiri dari penjualan tenaga listrik sebesar Rp 194,40 triliun naik 6,47 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu Rp 181,81 triliun , serta berasal dari penyambungan daya listrik sebesar Rp 5,21 triliun yang naik 4,2 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu.
Beban PLN terbesar bersumber dari bahan bakar dan pelumas, sebesar Rp 101,87 triliun atau naik 16,28 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 85,27 triliun.
Beban berikutnya adalah pembelian tenaga listrik dari pembangkit yang dikelola swasta (Independent Power Producer/IPP) sebesar Rp 60,61 triliun hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 53,54 triliun. Selanjutnya kenaikan diikuti beban penyusutan sebesar Rp 22,78 triliun, dan beban pemeliharaan Rp 15,01 triliun.
Sedangkan beban kepegawaian turun 6,81 persen menjadi Rp 14,74 triliun hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,82 triliun.
Adapun subsidi listrik pemerintah tercatat Rp 39,77 triliun hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 36,19 triliun. Kemudian beban keuangan naik menjadi Rp 16,18 triliun dari periode hingga September 2018 sebesar Rp 14,80 triliun. Akan tetapi, PLN mampu catatkan penghasilan lain-lain sebesar Rp 8,52 triliun hingga September 2018 dari rugi Rp 1,31 triliun.
Total liabilitas PLN tercatat Rp 543,42 triliun pada 30 September 2018 dari periode 31 Desember 2017 sebesar Rp 465,54 triliun. Ekuitas PLN tercatat Rp 842,99 triliun pada 30 September 2018. Total aset dan liabilitas mencapai Rp 1.386,41 triliun pada 30 September 2018.
Sementara itu, laba perusahaan sebelum selisih kurs pada triwulan III tahun 2018 sebesar Rp 9,6 triliun, meningkat 13,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 8,5 triliun. Kenaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan serta adanya kebijakan pemerintah DMO harga batubara.
"Nilai penjualan tenaga listrik mengalami kenaikan sebesar Rp12,6 triliun atau 6,93 persen sehingga menjadi Rp 194,4 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp181,8 triliun," ujarEPV Corporate Comunication PT PLN (Persero)Made Suprateka dalam rilisnya, Selasa (30/10).
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BKPM catat Investasi kuartal III-2018 turun 1,6 persen, ini sebabnya
Impor BBM jadi penyebab defisit transaksi berjalan dan Rupiah melemah
Nilai tukar Rupiah masih melemah di level 15.241 per USD
Rupiah bergerak melemah di level Rp 15.227 per USD
Dolar naik, Mendag Enggar minta masyarakat pakai produk dalam negeri