Lima merek barang konsumsi paling populer di Indonesia
Lima produk ini paling sering dibeli oleh masyarakat Indonesia.
Sebuah perusahaan riset pemasaran untuk produk konsumen yang cepat bergerak (fast moving consumer goods), Kantar Worldpanel, baru saja merilis peringkat merek-merek paling populer di seluruh dunia. Secara spesifik, Kantar Worldpanel juga melakukan riset di Indonesia.
Di jajaran dunia, Coca Cola menjadi merek yang paling dicari. Coca Cola terbukti dibeli oleh 44 persen konsumen dunia dengan frekuensi 15 kali dalam setahun. Artinya, Coca Cola dibeli 5,3 miliar kali dalam setahun.
Posisi kedua adalah produk pasta gigi Colgate yang dibeli oleh lebih dari setengah konsumen di dunia atau 65 persen.
Lalu, bagaimana di Indonesia? Berikut lima produk konsumen yang paling banyak dibeli oleh konsumen di Indonesia.
Sedaap
Produk Sedaap secara mengejutkan menjadi produk yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat selama setahun. Hasil survei Kantar Worldpanel menunjukkan bahwa produk mi instan Sedaap dan produk kecap pernah dibeli oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.
Dalam survei tersebut, rata-rata pembelian untuk produk ini adalah 54 kali setahun. Terdapat 2,6 juta penduduk Indonesia pernah membeli Sedaap dalam setahun.
Produk Sedaap ini mulai masuk pasar pada tahun 2003 dengan produk perdana berupa mi instan. Produk jebolan Wings Food ini dengan berani menantang pemain lama di pasar mi instan, Indomie. Seiring dengan berjalannya waktu, Sedaap juga mengeluarkan produk lain yaitu kecap Sedaap.
Indomie
Produk jebolan Indofood ini ternyata menempati peringkat kedua. Dengan penetrasi pasar 96 persen, Indomie rata-rata dibeli 43 kali dalam setahun. Terdapat sekitar dua juta penduduk Indonesia yang membeli Indomie pada tahun 2012.
Indomie merupakan pemain paling lama untuk produk mi instan. Dimulai produksi pada tahun 1970 melalui keluarga Salim, kini Indomie sudah memperluas keterjangkauan pasarnya hingga seluruh dunia.
Beberapa negara yang menjadi pasar Indomie antara lain adalah Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, China, Jepang, dan Amerika Serikat.
Masako
Peringkat ketiga diduduki oleh bumbu penyedap rasa yang diproduksi oleh Ajinomoto, Masako. Bumbu ini tercatat dibeli sebanyak 31 kali dalam setahun. Sementara untuk penetrasi pasarnya adalah 87 persen dengan konsumen 1,3 juta.
Masako adalah salah satu bumbu yang berasal dari Jepang yang diproduksi oleh Ajinomoto. Di Indonesia sendiri, Ajinomoto telah masuk ke dalam pasar makanan sejak 40 tahun yang lalu.
Masako ini diklaim tidak membahayakan kesehatan serta telah memiliki sertifikat Halal dari MUI.
ABC Santos
Kecenderungan penduduk Indonesia untuk membeli barang yang serba instan tercermin pada produk paling populer keempat ini. Kopi ABC yang dikeluarkan oleh PT Santos Jaya Abadi ini digemari oleh penduduk Indonesia.
Dalam setahun, konsumen Indonesia membeli kopi ABC sebanyak 31 kali. Dengan penetrasi pasar 72 persen, terdapat 1,1 juta konsumen yang menikmati kopi instan ini.
Santos adalah salah satu produsen kopi tertua di Indonesia yaitu dibangun pada 1927 di Surabaya. Pada tahun 1979, perusahaan tersebut resmi tercatat sebagai PT Santos Jaya Abadi yang terletak di Sidoarjo.
Royco
Satu lagi produk penyedap rasa yang digemari oleh masyarakat Indonesia, Royco. Menurut survei Kantar Worldpanel, dalam setahun, masyarakat Indonesia membeli Royco sebanyak 24 kali. Dengan penetrasi pasar 89 persen, terdapat 1 juta konsumen yang menikmati bumbu instan ini.
Produk keluaran Unilever ini pertama kali diperkenalkan kepada konsumen di tahun 1972. Royco selama ini telah bersaing dengan penyedap-penyedap lain seperti Masako.