LPS: Minat Menabung dan Investasi Masyarakat Meningkat dalam 2 Tahun
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan dalam 2 tahun terakhir minat menabung dan investasi masyarakat Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan dalam 2 tahun terakhir minat menabung dan investasi masyarakat Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat.
Tercatat, dana simpanan yang ada di sistem perbankan mengalami pertumbuhan yang baik. Data bulan Juni 2022 menunjukkan bahwa simpanan masyarakat mampu tumbuh sebesar 9,1 persen secara tahunan.
-
Bagaimana cara LPS menangani simpanan nasabah yang melebihi Rp2 miliar? Sedangkan jumlah simpanan di atas Rp2 miliar akan diselesaikan oleh Tim Likuidasi berdasarkan hasil likuidasi kekayaan bank.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana LPS Indonesia bisa meningkatkan pengawasan setelah melihat kasus SVB dan SBNY? LPS Indonesia Tingkatkan Pengawasan Berkaca pada kasus kegagalan SVB dan SBNY, Puteri berharap Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) beserta otoritas lainnya di Indonesia bisa meningkatkan pengawasan dan pengaturan,khususnya terhadap manajemen risiko likuiditas untuk mencegah kejadian terulang kembali.
-
Bagaimana Indonesia mendorong investasi dalam CCS? MOU antara pemerintah Indonesia dan ExxonMobil baru-baru ini mencakup investasi 15 miliar USD dalam industri bebas emisi CO2.
-
Apa yang dilakukan Menpora Dito untuk mendorong LPDUK? Saya juga akan mendorong LPDUK bertransformasi menjadi lembaga yang progresif dan dapat mendorong ekosistem industri olahraga di Indonesia," ujar Menpora Dito. "Kita akan mendorong LPDUK dapat menghimpun lebih banyak dan luas dana dari sponsor demi tercapainya kemandirian olahraga," ujar Dito menambahkan.
-
Kapan orang kaya berinvestasi? Orang kaya berinvestasi untuk jangka panjang dan tidak panik saat pasar bergejolak.
"Pandemi menjadi momentum bagi masyarakat untuk semakin sadar akan pentingnya memiliki dana darurat, dan pentingnya melakukan investasi," kata Purbaya dalam LIKE IT : Sustain Habit in Investing, Invest in Sustainable Instruments, Jumat (12/8).
Selain menyimpan dana di perbankan, masyarakat juga tertarik untuk melakukan investasi di pasar modal. Ini bisa dilihat dari jumlah investor pasar modal yang tumbuh pesat selama pandemi, per bulan Juli 2022 jumlah investor kita mencapai 9,3 juta investor.
"Peningkatan ini terjadi di semua jenis investor, baik investor saham, investor reksa dana maupun investor SBN. Hal yang menarik perhatian adalah dari sisi demografi basis investor di Indonesia didominasi oleh generasi muda yang berusia dibawah 30 tahun," ujarnya.
Jumlah investor muda tersebut mencapai 59,4 persen dari total investor individu di Indonesia. Purbaya menegaskan, data ini semakin menegaskan bahwa tren investasi kini semakin inklusif di mana banyak generasi muda mulai sadar akan investasi.
"Opsi-opsi yang mereka miliki juga beragam, mulai dari produk-produk yang mungkin telah dikenal luas seperti tabungan dan deposito juga produk-produk investasi di pasar modal, seperti saham dan obligasi," katanya.
Namun demikian minat masyarakat yang tinggi untuk berinvestasi terutama pada generasi muda ini perlu dibentengi dengan pemahaman literasi yang baik. Tujuannya agar masyarakat mengambil investasi sesuai dengan kapasitas risiko yang mampu ditanggungnya.
Oleh karena itu, LPS bersama-sama anggota forum koordinasi pembiayaan pembangunan melalui pasar keuangan lainnya yaitu Kementerian keuangan, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan turut mendukung diselenggarakannya kegiatan literasi keuangan Indonesia terdepan atau Like It.
Dalam rangka mendukung perluasan basis investor ritel serta pendalaman pasar keuangan domestik dalam pembiayaan pembangunan ekonomi. LPS sebagai bagian dari regulator pada industri perbankan hadir untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan nasional.
Saat ini semua bank yang beroperasi Indonesia telah menjadi peserta penjaminan LPS, baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat. Nilai simpanan yang dijamin LPS maksimal sebesar Rp 2 miliar per nasabah perbank dengan beberapa persyaratan yang disebut dengan 3T.
3T yang pertama adalah tercatat dalam pembukuan bank. Kedua, tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga penjaminan. Ketiga, tidak ikut menyebabkan Bank menjadi gagal misalnya memiliki kredit macet.
"Sebagai bagian dari program peningkatan basis investor ritel, LPS akan berkontribusi melalui berbagai kegiatan sosialisasi. Peningkatan literasi keuangan ini penting dilakukan karena terbatasnya edukasi mengenai penjaminan dan masih banyaknya korban di masyarakat," ujarnya.
LPS secara intensif melakukan sosialisasi tentang peran program penjaminan dan kebijakan-kebijakan antara lain, melalui kolaborasi dengan berbagai stakeholders termasuk media dalam berbagai bentuk edukasi kepada masyarakat, untuk menjaga kepercayaan terhadap perbankan, serta publikasi pada berbagai saluran komunikasi termasuk media untuk meningkatkan sentimen positif masyarakat dalam menangkal isu hoax.
"Saya ingin mengajak seluruh pihak untuk memperkuat pondasi yang lebih seimbang antara literasi dan inklusi keuangan, sehingga dapat memberi pemahaman yang kuat bagi semua golongan masyarakat dalam membuat keputusan keuangan dengan bijak di skala individu maupun korporasi," ujarnya.
Literasi dan inklusi keuangan yang berimbang juga bermanfaat bagi sektor jasa keuangan, diharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan Jasa Keuangan secara tepat, tentunya dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan risiko.
Sinergi dan koordinasi antara otoritas perlu tetap dilakukan dan diperkuat, mengingat pengembangan literasi dan inklusi keuangan tidak hanya dapat ditangani oleh satu lembaga. Karena itu dibutuhkan suatu program bersama untuk memperkuat jaringan koordinasi dalam menempuh langkah-langkah pendalaman pasar keuangan, serta penguatan literasi keuangan.
"Oleh karenanya LPS akan terus mendukung berbagai strategi kegiatan, dalam forum koordinasi pembiayaan pembangunan melalui pasar keuangan ini," tandasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)