Malaysia siap impor beras dari Indonesia
Kebutuhan beras untuk konsumsi dengan lahan pertanian di Malaysia tidak berimbang.
Dubes Kerajaan Malaysia untuk Indonesia Dato' Seri Zahrain Mohamed Hashim memberi sinyal akan mengimpor beras dari Indonesia, khususnya dari Sulawesi Selatan. Menurutnya, Malaysia siap menerima beras asal Sulsel sepanjang 'grade' produk itu memenuhi persyaratan.
"Kami mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam selama ini, kalau ada beras dari sini dari sesuai dengan 'grade' di Malaysia, silakan dikirim, kami terbuka," katanya seperti dilansir di Antara, Jakarta, Rabu (13/5).
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Mengapa mertua Indah Permatasari mengunjungi Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa yang dibawa oleh mertua Indah Permatasari? Itu tadi deretan potret bahagia Indah Permatasari dibawakan oleh-oleh sama mertuanya.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa yang dilakukan Mies van Bekkum di Jakarta? Pada zaman dahulu, Mies van Bekkum datang ke tempat itu untuk menyatukan kembali keluarga Belanda yang terpisah akibat ditawan Jepang.
Dia mengatakan, kebutuhan beras untuk konsumsi dengan lahan pertanian di Malaysia tidak berimbang, sehingga harus mendatangkan beras dari luar negeri. Menyikapi produksi beras Sulsel yang rata-rata mengalami surplus dari kebutuhan konsumsi lokal, dia mengatakan, dapat dikirim sesuai prosedur yang ada.
"Begitu pula dengan hasil-hasil pertanian lainnya semisal kakao juga bisa," katanya.
Terkait dengan produksi kelapa sawit di Sulsel, Dato' mengatakan, akan dipikirkan upaya untuk membantu produksi produksi CPO. Apalagi dari segi lahan dan produksi sawit di Sulsel cukup besar, sementara pabrik pengolahan hanya ada dua unit.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sulsel diketahui sekitar 15 ribu hektare lahan produksi sawit, namun dengan dua unit pabrik CPO hanya mampu mengolah produksi sawit dari luas lahan 12 ha.
Sementara itu, Ketua Kadin Sulsel Zulkarnain mengatakan, Kadin selalu mendorong kegiatan usaha dalam hubungan antar lembaga baik dalam dan luar negeri.
"Kami terus mendorong kegiatan sektor usaha ekonomi dengan memfasilitasi antarlembaga sesuai kebutuhan masing-masing," katanya.
(mdk/idr)