Mari Elka Pangestu: Kita Harus Bersyukur Ekonomi Masih Tumbuh 5 Persen
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga relatif baik dibandingkan negara-negara lain. Artinya tidak berhenti sampai di sini, ke depan dirinya ingin mendorong agar bagaimana Indonesia bisa mampu tumbuh lebih besar lagi pada tahun ini.
Menteri Perdagangan era SBY, Mari Elka Pangestu menyambut baik pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 yang masih berada di level 5,02 persen. Menurutnya, capaian ini tidak mudah di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi sepanjang tahun kemarin.
"Kita masih tumbuh 5 persen. Jadi saya rasa kita harus bersyukur dalam keadaan ketidakpastian ini. Bahwa kita bisa stabil 5 persen," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/2).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
Dia menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga relatif baik dibandingkan negara-negara lain. Artinya tidak berhenti sampai di sini, ke depan dirinya ingin mendorong agar bagaimana Indonesia bisa mampu tumbuh lebih besar lagi pada tahun ini.
Untuk mencapai pertumbuhan lebih tinggi, Mari mengaku masih ada beberapa tugas berat dari pemerintah. Salah satunya yakni melakukan reformasi struktural di dalam negeri baik pajak, investasi, dan juga UMKM.
Beberapa cara-cara tersebut dianggap bisa menarik investor asing dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. "Jadi itu pekerjaan rumah nya sih. Semoga kalau tahun ini bisa benar-benar terjadi kita bisa mulai melihat investasi mengalir. Tetapi mungkin dampaknya baru mulai terasa tahun depan. Karena investasikan perlu waktu untuk bisa akhirnya jadi pertumbuhan dan pekerjaan," tandas dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 sebesar 5,02 persen. Pertumbuhan tahun lalu melambat dibandingkan periode 2018 sebesar 5,17 persen dan 2017 sebesar 5,07 persen.
"Mempertahankan lima persen dalam situasi sekarang tidak gampang. Saya pikir 5,02 persen yang menunjukkan pelemahan ini, sudah cukup baik," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, dalam jumpa pers di Jakarta.
Dampak Virus Corona, Ekonomi RI Bisa Terkoreksi 0,29 Persen
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui, virus corona menjadi tantangan utama Indonesia dalam mengawali tahun. Bahkan, adanya virus ini diperkirakan akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia hingga 0,29 persen.
"Konsensus mengatakan virus corona bisa mempengaruhi perekonomian kita sebesar 0,1 persen hingga 0,29 persen," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/2).
Menko Airlangga mengatakan pengaruh virus corona cukup besar terhadap ekonomi RI dikarenakan hubungan perdagangan dan pariwisata antara kedua negara cukup erat. Tak hanya itu, ekonomi China juga akan terkoreksi hingga mencapai 2 persen.
"Ekonomi China diprediksi turun satu sampai dua persen" ujarnya.
Sebelumnya, Airlangga memperkirakan industri farmasi akan terdampak virus corona, mengingat beberapa komponen bahan baku masih berasal dari China. Namun, dia memastikan bahwa industri manufaktur tidak terdampak besar. Sebab, bahan baku yang biasa digunakan Indonesia untuk industri otomotif bukan berasal dari negeri Tirai Bambu.
"Kalau ke manufaktur kaitannya bahan baku, tapi di Wuhan pusatnya otomotif. Tapi otomotif Indonesia basisnya bukan dari China jadi dampaknya relatif kecil," kata dia.
Meski begitu, pemerintah akan terus memonitor perkembangan rantai pasok lainnya yang kemungkinan akan terdampak. Mengingat, beberapa industri di China tidak beroperasi sehingga mereka secara otomatis menghentikan produksinya.
(mdk/idr)